Menurut Purbaya, masalah internal Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat memang harus diselesaikan secara kekeluargaan.
Dia menekankan dirinya juga menghormati pihak-pihak dari kelompok LDA, Termasuk GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng.
“Saya menghormati beliau (Gusti Moeng) sebagai tante saya, (pihak-pihak yang) lebih sepuh dan semua yang lebih tua," paparnya.
"Saya menghormati mereka semua," sambungnya.
Ia lantas menyebut, pihak keraton ingin segera mendapatkan solusi atas peristiwa kericuhan Keraton Solo ini.
"Saya berharap secepatnya mendapat solusi, menjalin musyawarah, dan (semoga) semua ada jalan keluarnya," tutup Purbaya.
Baca Juga: Geger Keraton Solo di Jumat Malam: 50 Orang Ribut di Istana, Putri Keraton Terluka, Ini Kronologinya
Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS.TV, dua kubu diduga jadi penyebab geger Keraton solo atau Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada Jumat (23/12) malam.
Akibatnya, beberapa orang terluka, termasuk keluarga dalam keraton. Bahkan, keluarga kerajaan ada yang mengaku ditodong pistol oleh seorang diduga aparat.
Adapun dua kubu yang diduga terlibat konflik yakni antara kubu Sasonoputro yang mengatasnamakan Sri Susuhunan Paku Buwono XIII dan Lembaga Dewan Adat (LDA).
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi lantas mengatakan, pihaknya bakal mengupayakan mediasi menyusul konflik Keraton Kasunanan Surakarta yang kembali memanas pada Jumat (23/12) malam.
"Keraton ini semuanya adalah kerabat. Artinya saudara, kalau pun memang nanti ada hal-hal yang memang kurang terjalinnya komunikasi," kata Kombes Iwan
Sumber : Kompas TV/Tribun Solo/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.