Pasalnya, dalam menyewakan properti, kita akan banyak dihadapi dengan risiko kerusakan. Selain itu, keadaan seperti pandemi juga membuat nilai properti jadi turun. Di sisi lain, properti tetap memerlukan biaya perawatan yang tak sedikit. Itu sebabnya, diperlukan strategi yang matang jika ingin memilih opsi ini.
Akhir-akhir ini, di media sosial orang-orang ramai berbagi tautan yang mengarah pada suatu produk. Hal ini dikenal dengan pemasaran afiliasi. Di Indonesia, afiliasi ini lazim digunakan oleh perusahaan lokapasar.
Sebelum bisa bergabung menjadi afiliasi, biasanya akan ada pengecekan terhadap akun media sosial milik kita. Jadi, ada beberapa persyaratan agar afiliasi itu diterima. Salah satunya adalah jumlah pengikut.
Nantinya, jika ada orang yang memencet tautan dan melakukan pembelian dari situ, kita akan mendapat komisi yang bekisar antara tiga hingga tujuh persen.
Tak bisa dimungkiri bahwa sekarang adalah zaman digital. Bahkan, kita bisa memanfaatkannya untuk mendapat passive income. Salah satunya adalah YouTube yang bisa digunakan untuk membagikan hal-hal yang kita suka.
Baca Juga: Kiat Sukses Mencapai Financial Freedom
Misalnya, jika senang makan, tak ada salahnya mencoba membuka saluran ASMR atau Food Vlog. Meskipun begitu, prosesnya tidaklah mudah karena kita harus sering membuat konten yang menarik audiens.
Jika digeluti, pendapatannya pun menjanjikan. Bahkan, kita bisa menggaet sponsor untuk hadir di video kita.
Ingin tahu macam-macam passive income lainnya? Yuk, langsung aja dengerin jawabannya dalam siniar CUAN episode “Macam-Macam Passive Income” yang dapat diakses melalui dik.si/CUAN_PassiveIncome.
Di sana, ada banyak pula informasi seputar keuangan yang bisa menambah literasi finansialmu. Tunggu apalagi? Ikuti siniarnya sekarang juga agar kalian tak tertinggal tiap episode terbarunya!
(Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.