JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK bakal membeberkan sosok pemberi suap kepada perwira Polri bernama AKBP Bambang Kayun.
Diketahui, AKBP Bambang Kayun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan suap dan gratifikasi pemalsuan surat dalam perkara perebutan hak ahli waris PT Aria Citra Mulia (ACM).
Baca Juga: AKBP Bambang Kayun Minta Hakim Nyatakan Penetapan Tersangkanya Tak Sah hingga Rekeningnya Dibuka
Dalam kasus itu, Bambang Kayun diduga menerima uang hingga miliaran rupiah dan mobil mewah. Selain Bambang, KPK juga telah menetapkan pihak swasta sebagai tersangka.
Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto mengatakan, dalam kasus ini, jika Bambang Kayun adalah pihak penerima suap, maka tentunya ada pihak lain selaku pemberi suap.
"BK (Bambang Kayun) disangkakan sebagai penerima, tentunya ada pemberinya. Dan nanti pada saatnya saya akan sampaikan siapa pemberinya," kata Karyoto di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (6/12/2022).
Lebih lanjut, Karyoto mengatakan terkait proses hukum yang dilakukan pihaknya terhadap AKBP Bambang Kayun sejauh ini sudah sesuai prosedur dan aturan.
Baca Juga: KPK Telusuri Aliran Dana Kasus Dugaan Suap Anggota Polri AKBP Bambang Kayun
"Kami yakin kalau apa yang sudah kami lakukan sudah prosedural, baik dari sisi teknis maupun sisi materi," ucap Karyoto.
Karyoto pun tidak mempermasalahkan upaya praperadilan yang dilakukan tersangka Bambang Kayun dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi yang menjeratnya.
Menurutnya, setiap orang yang ditetapkan sebagai tersangka oleh aparat penegak hukum, memunyai hak untuk mengajukan praperadilan.
"Ya terhadap orang yang ditersangkakan oleh aparat penegak hukum mempunyai hak untuk melakukan sah atau tidaknya penetapan status tersebut melalui praperadilan," ujar dia.
Baca Juga: KPK Blokir Rekening AKBP Bambang Kayun Tersangka Dugaan Suap dan Gratifikasi
Sementara soal dugaan adanya keterlibatan oknum lain terkait kasus ini, Karyoto menambahkan, KPK bakal mendalaminya lebih lanjut dalam proses penyidikan.
"Masalah ada pengembangan lanjutan, misalnya keterlibatan oknum-oknum lain ya nanti kami lihat pada hasil penyidikan," ucap Karyoto.
Adapun KPK secara resmi akan menyampaikan identitas pihak-pihak yang ditetapkan sebagai tersangka, kronologi dugaan perbuatan pidana, dan pasal yang disangkakan setelah proses penyidikan dinyatakan cukup.
Sebelumnya, Bambang telah mendaftarkan permohonan praperadilan dengan klasifikasi perkara sah atau tidak tidaknya penetapan tersangka. Permohonan praperadilan itu terdaftar dengan Nomor Perkara 108/Pid.Pra/2022/PN JKT.SEL.
Baca Juga: Di Kasus Dugaan Suap Miliaran hingga Mobil Mewah, KPK Cegah AKBP Bambang Kayun ke Luar Negeri
Sebagai pemohon adalah Bambang, sedangkan termohon KPK. Dalam petitum permohonannya, Bambang meminta hakim menerima dan mengabulkan permohonan pemohon untuk seluruhnya.
Berikutnya, menyatakan Surat Perintah Penyidikan Nomor: Sprint.Dik/115/DIK.00/01/ 11/2022 tanggal 2 November 2022 atas dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji yang diduga dilakukan saat menjabat Kepala Subbagian Penerapan Pidana dan HAM Bagian Penerapan Hukum Biro Bankum Divisi Hukum Polri Tahun 2013- 2019 dari Emylia Said dan Hermansyah adalah tidak sah dan tidak berdasar hukum karenanya tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dan batal demi hukum.
Menyatakan penyidikan yang dilaksanakan KPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 huruf b atau Pasal 11 dan Pasal 12B Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 55 ayat (1) KUHP tidak sah dan tidak berdasar atas hukum dan oleh karenanya penyidikan a quo tidak mempunyai kekuatan mengikat dan batal demi hukum.
Baca Juga: AKBP Bambang Kayun jadi Tersangka Suap dan Gratifikasi di Kasus Perebutan Hak Waris
Berikutnya, menyatakan pemblokiran oleh KPK terhadap rekening Bank Rakyat Indonesia atas nama Bambang Kayun Bagus P.S. tidak sah dan tidak berdasar atas hukum dan karenanya tidak memunyai kekuatan mengikat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.