Pesanggrahan Ambarrukmo kemudian beralih fungsi sebagai tempat tinggal sejak 1921, ketika Sri Sultan HB VII turun tahta, hingga wafat pada 1941.
Bangunan tersebut rupanya pernah menjadi markas tentara Belanda, perumahan sementara pegawai kantor pos, tempat Pendidikan Kepolisian Republik Indonesia, dan kantor Administrasi Bupati Sleman.
"Pada 27 Oktober 1920, Sri Sultan HB VII mundur dari jabatan Sri Sultan. Kemudian setelah resmi turun takhta, beliau menetap dan tinggal di Pesanggrahan Ambarrukmo. Mengingat yang menempati kawasan Ambarrukmo adalah Sri Sultan HB VII, penyebutannya berubah menjadi Kedhaton Ambarrukmo. Beliau tinggal di Kedhaton Ambarrukmo sampai wafat," lanjutnya.
Tidak hanya kaya nilai sejarah, bangunan 200 tahun lebih tersebut juga mengandung makna dan filosofi pada setiap bentuk,struktur, dan ornamennya.
Misalnya hiasan yang bernama Putri Mirong di pilar penyangga Pendopo yang menandakan kesuburan, kemakmuran dan kesejahteraan serta sebagai visualisasi kehadiran sosok Ratu Pantai Selatan, atau yang biasa dikenal dengan sebutan Kanjeng Ratu Kidul.
Hiasan Ceplok Melati atau Wajikan yang terdapat di langit-langit Pendopo juga menyimbolkan sifat kejujuran.
Ornamentasi pada Pendopo umumnya melambangkan kesuburan, keindahan,dan juga kebaikan.
Baca Juga: Pernikahan Kaesang-Erina Digelar di Jogja, Sultan Hamengku Buwono X Belum Terima Undangan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.