Menanggapi hal itu, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengatakan, ia sepakat bahwa hal itu tidak perlu dibesar-besarkan.
“Kalau dibilang sama Bang Mochtar Pabottingi bahwa ini tidak prinsip, tidak juga.”
“Memang tidak perlu terlalu dibesar-besarkan, tapi yang prinsip punya mekanisme penyelesaian secara konstitusional,” ucapnya.
Mengenai presidential threshold misalnya, Adian mengatakan bahwa hal itu sudah 13 kali digugat di Makhkamah Konstitusi (MK).
“Sekarang kita bicara tentang presidential threshold, ada mekanismenya kok, itu sudah 13 kali di-MK-kan, dan kalah.”
“Masih kurang, ya bikin 14. Kurang, bikin 15. Kurang, bikin 16. Silakan saja, gitu,” kata dia.
Mengenai pernyataan Jokowi yang disampaikan dalam kegiatan Gerakan Nusantara Bersatu yang di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) beberapa hari lalu, Adian menyebut bahwa itu adalah joke khas Jokowi.
“Mau dibilang gimmick bisa, mau dibilang bercandaan politik bisa. Cara dia yang unik menunjukkan bahwa tidak mendukung semuanya, bisa juga.”
Bahkan, kata Adian, ia pernah memunyai pengalaman unik dengan Jokowi di satu acara pernikahan yang dihadiri oleh keduanya.
Baca Juga: Mitos Politik di Balik Capres Rambut Putih, Pengamat Sebut Jokowi sedang Unjuk Kekuatan
Saat itu Adian memperkenalkan mertuanya pada presiden, dan mengatakan bahwa mertuanya berasal dari Solo, Jawa Tengah.
“Ada mertua saya datang, kebetulan dari Solo. ‘Oh pantas, Mas Adian jadi lembut akhir-akhir ini’. Itu kalau kemudian dia ucapkan di depan podium, orang bisa menafsirkan macam-macam.”
“Tapi itulah joke-joke gaya dia, yang mungkin jadinya kontradiksi,” lanjut Adian.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.