“Karena bagaimana pun enaknya, posisi beliau itu sebagai negarawan, beliau sudah selesai. Monggo saja serahkan tongkat estafet kepemimpinan Indonesia ke depan kepada generasi setelah saya.”
“Semua orang baik, semua didukung, semua monggo berkontestasi kepada rakyat,” tuturnya.
Dengan menyebut nama satu atau dua sosok tokoh, lanjut Mardani, memang tidak ada larangan. Tetapi, secara etika, lanjut dia, sebaiknya Jokowi benar-benar netral.
“Nyebut satu dua, satu dua, memang tidak ada larangan, tapi buat saya, secara etika enaknya beliau betul-betul netral, karena beliau sebagai kepala pemerintaham beliau punya bobot politik.”
Menanggapi pernyataan Jokowi genit, politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu, mengatakan wujud kegenitan adalah tarik ulur dalam berkoalisi.
Baca Juga: Mitos Politik di Balik Capres Rambut Putih, Pengamat Sebut Jokowi sedang Unjuk Kekuatan
“Kalau menurut saya, genit itu kalau tarik-ulur dalam bentuk koalisi, enggak kelar-kelar. Itu genit.”
“Goda-godain, lari. Goda-godain, lari. Koalisi, koalisi, koalisi yuk, enggak jadi lagi. Itu genit,” ucapnya.
Adian juga menanggapi pernyataan Mardani yang menyebut bahwa seharusnya Jokowi netral. Menurut Adian, kenetralan Jokowi muncul dalam benruk mendukung semua tokoh.
“Cara menyampaikan kenetralannya adalah dengan mendukung semuanya. Pernah dia bicara soal Prabowo dan sebagainya.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.