JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengamat politik dari The Political Literacy, Muhammad 'Hanif' Hanifuddin, menilai bahwa heboh soal ciri pemimpin berambut putih dan wajah berkerut yang diungkap Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan sekadar mitos politik.
Dalam komunikasi politik, kata dia, apa yang dilakukan Jokowi dengan mengungkap simbol merupakan bagian dari strategi. Presiden Jokowi disebut punya kepentingan terhadap masa depan kepemimpinan yang dibangun mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Hanif juga menyebut, meskipun pada dasarnya pemimpin tidak bisa dilihat dari urusan fisik, tapi Jokowi sengaja memainkan itu sebagai simbol unjuk kekuatan.
Apalagi, nama-nama disebut muncul sebagai sosok perwujudan rambut putih dan berkerut itu, khususnya dua nama sedang dekat dengan Presiden Jokowi, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Disksi keriput, rambut putih, tidak hanya duduk-duduk di istana dalam pidato Jokowi adalah bahasa komunikasi politik asosiatif," kata Hanif saat dihubungi KOMPAS.TV, Rabu (30/11/2022).
Baca Juga: Jokowi Bicara Lagi Capres Rambut Putih, Singgung Ganjar, Prabowo hingga Hatta Rajasa
Maksudnya adalah, ungkap Hanif, yang dituju merupakan soal kepemimpinan. Bukan kelompok atau golongan.
"Sudah barang tentu tidak sekadar berambut putih ataupun berwajah keriput. Jadi ciri fisik yang disebut hanya sebagai asosiasi keseriusan bekerja untuk rakyat. Bukan mitos ataupun tanpa makna. Asosiasi dan simbol tersebut sudah menjadi bahasa keumuman masyarakat," jelas dia.
"Hanya saja, tentu ada juga pengecualian, ada tokoh yang kerja keras tapi tidak sampai berambut putih ataupun keriput," tambah Hanif.
Baca Juga: Politikus Gerindra Respons Pernyataan Jokowi soal Pemimpin Rambut Putih: Bagian dari Demokrasi
Demikian halnya, lanjut Hanif, ada yang berambut putih dan keriput, tapi tidak karena kerja keras untuk rakyat, tapi karena ada sebab lain.
"Namun demikian, sebagai Presiden, ke depannya, Jokowi perlu lebih hati-hati dalam memilik diksi dan simbol. Supaya tidak memicu keriuhan politik," jelas Hanif.
Namun, di sisi lain, karena pidato itu disampaikan di depan relawannya, maka juga harus dimaklumi jika Jokowi mulai memberikan kode. Untuk merawat kesolidan relawan.
"Dalam dunia politik, hal ini tentunya wajar adanya. Presiden tentu memiliki kepentingan adanya pemimpin selanjutnya yang memiliki kriteria yang ia ingini. Terlebih untuk melanjutkan pembangunan dan kebijakan yang sudah dirintis," tutupnya.
Adapun pernyataan Jokowi soal rambut putih itu kali pertama diucapkan saat temu relawan di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/11/2022).
Jokowi sendiri sudah klarifikasi soal capres rambut putih itu.
Baca Juga: Jokowi Sebut Pemimpin Pikirkan Rakyat Rambut Putih, Demokrat: Pembodohan, Tidak Ada Literaturnya
"Ya ditafsirkan apa pun silakan, tetapi memang dalam orang bekerja, kalau sungguh-sungguh dan kerja keras, pasti akan memengaruhi fisiknya," kata Jokowi usai menghadiri acara Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng atau Temu Akbar Pasukan Merah di Rumah Radakng Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (29/11) dilansir Antara.
"Termasuk juga rambut, karena mikirnya sangat keras untuk rakyat, maka bisa saja rambutnya jadi putih, dan banyak yang rambutnya putih, seperti Hatta Rajasa, Ganjar Pranowo, termasuk Pak Prabowo Subianto, rambutnya juga agak putih, dan lainnya," kata Jokowi menjawab pertanyaan wartawan di Pontianak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.