JAKARTA, KOMPAS.TV - Selain banjir, hal lain yang perlu diwaspadai saat musim hujan yakni penyakit demam berdarah dengue atau biasa disingkat DBD.
Penyakit ini ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegepty atau aedes albocpictus.
Siapa pun bisa terkena penyakit ini tanpa mengenal usia mulai dari bayi hingga orang dewasa dengan tingkat keparahan yang tinggi dari demam, syok, hingga kematian.
Gejala DBD berbeda-beda tergantung usia. Pada bayi, DBD sering tidak disadari mengingat anak belum bisa berkomunikasi mengenai apa yang dirasakannya.
Namun, gejala DBD pada bayi harus segera dideteksi dan ditangani agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih serius.
Baca Juga: Harus Segera Ditangani, Ini 4 Ciri-Ciri Tahap Awal DBD
Dilansir laman kemkes.go.id, Jumat (25/11/2022), gejala demam berdarah pada bayi baru akan muncul 4-10 hari setelah mendapatkan gigitan nyamuk dan berlangsung antara 2-7 hari.
Berikut beberapa gejala DBD pada bayi yang sering muncul dan harus diwaspadai oleh orang tua.
Pada 2-7 hari pertama, bayi akan merasakan demam antara 37,5 dan 40 derajat Celcius.
Namun, sering kali suhu bayi bisa di bawah 36 derajat Celcius atau biasa disebut dengan demam tapal kuda.
Saat anak mengalami gejala ini, Anda bisa langsung memeriksakan sang buah hati ke dokter.
Pada kulit bayi yang terkena DBD, sering muncul bintik-bintik merah. Hal ini disebabkan karena trombosit darah yang menurun.
Banyak dan sedikitnya bintik merah ini tergantung pada tinggi atau rendahnya kadar trombosit bayi.
Bintik merah karena DBD memiliki ciri tidak dapat hilang meskipun kulit direnggangkan.
Bayi gelisah atau sering rewel bisa menjadi pertanda ada masalah pada bayi. Biasanya pada kasus DBD, hal itu disebabkan oleh demam atau sakit kepala.
Baca Juga: Air Rebusan Daun Kelor Bantu Turunkan Kadar Gula Darah, Cocok untuk Penderita Diabetes Melitus
Bayi yang terinfeksi demam berdarah sering kali mengalami nyeri perut, mual dan disertai muntah bahkan sampai lebih dari tiga kali sehari.
Apabila tidak segera ditangani, hal ini akan membuat bayi lemas, letih dan nafsu makan atau menyusu berkurang.
Pada gejala berat, bayi yang menderita DBD juga dapat mengalami perdarahan berupa gusi berdarah, mimisan, buang air kecil dan besar disertai keluar darah.
Pada gejala DBD, napas cepat diakibatkan karena plasma darah yang merembes ke saluran keluar pembuluh darah.
Cairan ini berkumpul di paru-paru sehingga menimbulkan sesak napas. Gejala sesak napas ini ditandai dengan napas cepat pada bayi.
Apabila Anda menemukan satu atau lebih gejala-gejala demam berdarah di atas, sebaiknya segera bawa buah hati ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan.
Salah satu cara mencegah agar anak terhindar dari demam berdarah yakni dengan mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Daun Seledri Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Caranya
Selalu bersihkan tempat penampungan air seminggu sekali, buang sampah yang dapat menampung air agar nyamuk tidak bertelur.
Pastikan tempat tidur atau kereta dorong bayi ditutupi dengan kelambu agar nyamuk tidak bisa masuk area tidur.
Selain itu, hindari kebiasaan menggantungkan pakaian di area kamar bayi. Pastikan pula cahaya yang masuk di kamar bayi cukup.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.