SOLO, KOMPAS.TV – Marah merupakan bagian dari emosi yang normal dimiliki seseorang. Namun, terlalu sering marah bisa berdampak pada kesehatan.
Dikutip dari laman gramedia.com, emosi diartikan sebagai reaksi terhadap situasi tertentu yang dilakukan oleh tubuh. Secara keseluruhan, emosi digolongkan dalam dua golongan, yaitu emosi positif dan emosi negatif.
Emosi positif ini seperti perasaan bahagia, gembira, senang, dan cinta. Berbanding terbalik dengan emosi negatif, yang seperti perasaan takut, sedih, cemas, dan marah.
Berkaitan dengan emosi marah, dr. Nurul Afifah dalam buku karyanya Don’t Be Angry Mom (2019), menyatakan, marah yang berlebihan adalah sesuatu yang merusak, termasuk kondisi kesehatan, seperti dilansir Kompas.com.
Lebih jelasnya, kebiasaaan marah dapat menyebabkan tekanan darah tinggi lantaran jantung dituntut bekerja ekstra ketika Anda marah.
Organ vital ini jadi memompa darah lebih kuat, sehingga darah mengalir lebih banyak setiap detiknya ketimbang dalam keadaan normal.
Saat marah, pembuluh darah juga akan kehilangan kelenturan dan berubah menjadi kaku. Akibatnya, pembuluh darah tidak dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri.
Kondisi saat peredaran darah berlebih ditambah pembuluh darah kaku itulah yang menyebabkan tekanan darah meningkat.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Daun Seledri Bisa Turunkan Tekanan Darah Tinggi, Ini Caranya
Sayangnya, sering marah tidak hanya menyebabkan darah tinggi. Founder @bundatalk tersebut juga menyebutkan kebiasaan marah juga bisa menimbulkan delapan masalah kesehatan lain yang paling sering dijumpai.
1. Sakit mag
Nurul Afifah membeberkan, orang yang marah dan stres akan lebih sensitif dengan jumlah asam lambung di perut dan biasanya akan menyebabkan rasa tidak nyaman pada bagian ulu hati.
2. Gangguan kecemasan
Orang yang mudah marah biasanya juga gampang cemas, termasuk dalam hal-hal yang sepele. Mereka juga cenderung tertarik membesar-besarkan suatu masalah. Akibatnya, kecemasan yang dirasakan itu menganggu aktivitas lain.
3. Penuaan dini
Rasa marah juga bisa menegangkan otot-otot di wajah sehingga mengakibatkan keriput. Selain itu, Nurul Afifah mengatakan, tersebarnya hormon kortisol dapat menyebabkan berkurangnya produksi kolagen pada kulit.
Kolagen merupakan bahan utama yang membuat kulit tetap awet muda, kencang, dan kenyal. Jadi, kulit akan jadi lebih tua jika Anda sering-sering marah.
Baca Juga: Hati-hati, 6 Jenis Makanan Ini Ternyata Bikin Cepat Tua, Hindari Jika Ingin Awet Muda!
4. Serangan jantung
Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan The European Heart Journal Acute Cardiovascular Care, insiden marah dapat memicu serangan jantung sekitar 2 persen. Sementara, orang yang memiliki durasi marah lebih dari 2 jam berisiko 8,5 kali lebih tinggi mengalami serangan jantung.
5. Penurunan fungsi jantung
Peneliti dari Havard University meneliti 670 pria dewasa menggunakan metode pengukuran skala hostility atau permusuhan. Penelitian tersebut dilakukan untuk mengukur level kemarahan dan mengukur setiap perubahan pada fungsi paru-paru pria.
Hasilnya, pria yang mempunyai level hostility tertinggi memiliki kapasitas paru-paru terburuk sehingga berisiko menurunkan kapasitas fungsi paru.
Baca Juga: Waspada! Ini Tanda Kolesterol Tinggi pada Kulit, Ruam-Ruam hingga Bercak Warna Kuning
6. Stroke
Risiko seseorang terkena stroke meningkat tiga kali lipat akibat gumpalan darah (blood clot) ke otak atau perdarahan di otak selama dua jam setelah kondisi kemarahan yang meluap-luap.
Hal itu merujuk pada ulasan Mostofsky E1, Penner EA2, Mittleman MA 3 dalam artikel Outbursts of Anger as a Trigger of Acute Cardiovascular Events: A Systematic Review and Meta-analysis, yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine National Institute of Health.
Orang yang mempunyai aneurysm pada satu arteri otak bahkan mempunyai risiko enam kali lipat aneurysm-nya pecah ketika dalam kondisi kemarahan yang meluap-luap.
7. Sakit kepala
Jangan kaget ketika sakit kepala tiba-tiba datang ketika Anda sedang marah. Menurut Nurul Afifah, hal itu bisa terjadi karena otot-otot dan pembuluh darah yang tegang akan menyebabkan pasokan oksigen ke otak menjadi berkurang.
8. Kekebalan tubuh melemah
Kemarahan mempunyai hubungan erat dengan penurunan level antibodi immunoglobulin A (IgA) selama 6 jam. Antibodi itu adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitas mukosa.
Nurul Afifah menerangkan, IgA banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh seperti liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu sebagai secretory IgA dalam perlindungan permukaan organ tubuh dari penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.