“Perkara pidana, yang mana terdakwanya orang Indonesia, dan kasus itu mengenai money laundring.”
“Jadi suatu persidangan pada waktu itu berjalan, saya melihat hakim ini, dan saya memakai kacamata Indonesia, seperti yang ada dalam judul kita hari ini,” tuturnya.
Kemudian, ia membisikkan dugaannya itu pada rekannya yang bernama Mr Lau.
“Mr Lau kalau tidak salah namanya, ‘Apakah hakim ini kira-kira sudah bermain, kenapa dia terlalu memberatkan klien saya’,” tanya Oto pada rekannya..
“Langsung dia tarik saya keluar persidangan, dia langsung marah pada saya, katanya ’Jangankan untuk ngomong seperti itu, mikir aja kami tidak penah diizinkan untuk itu’.”
Berkaca pada kejadian itu, lanjut Oto, bisa dibayangkan bagaimana proses penegakan hukum di sana.
“Jadi bayangkan, jangankan ngomong, mikir aja nggak boleh. Kita lihat bagaimana cara berpikir mereka tentang hukum.”
Baca Juga: Komentari Sidang Sambo, Pakar: Andai Hakim Lebih Fokus ke Persiapan
Ia menurutkan, semestinya, jika kita berpikir positif, dan negara memang benar-benar negara hukum, tidak perlu lagi ada ‘pengawalan’ dari manusia ketika perkara sudah masuk di pengadilan.
“Seharusnya kan kita sudah serahkan kan, itulah idaman kita dalam penegakan hukum yang benar.”
“Tapi fakta yang sekarang ini, bahkan pejabat pemerintahan kita selalu bilang kawal-kawal, nah sebenarnya dengan adanya kata kawallah persidangan itu, sudah menunjukkan bahwa negara kita ini sakit, penegakan hukum itu sakit.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.