"(Kuat Ma'ruf) bawa sesuatu?" tanya pengacara Kuat.
"Saya tidak memperhatikan," jawab Ridwan.
Ridwan menjawab, ketika tiba di rumah dinas Ferdy Sambo, dirinya tak tahu menahu soal peristiwa yang terjadi.
Malah, begitu bertemu Ferdy Sambo di rumah tersebut, Ridwan mengatakan menjadi korban kebohongan sang tuan rumah.
"Ini kan saya datang juga sebagai korban (Ferdy Sambo). Saya di-prank juga kalau saya bilang," katanya.
Saat itu, kata dia, Ferdy Sambo bercerita kepada Ridwan mengenai peristiwa yang dia rancang soal baku tembak antara dua ajudannya yakni Bharada Richard Eliezer dan Brigadir J.
Baca Juga: Sebelas Saksi Hadiri Sidang Lanjutan Bharada E, Ricky Rizal, dan Kuat Maruf, Tak Ada Kombes Susanto
Dalam insiden itu, Ridwan mengatakan Ferdy Sambo berujar bahwa Brigadir J tewas tertembak, sementara Bharada E tak terkena satu pun peluru.
Menurut keterangan Ferdy Sambo kepadanya, tembak menembak itu dilatarbelakangi oleh pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istrinya, Putri Candrawathi.
Saat menceritakan mengenai hal tersebut, kata Ridwan, Ferdy Sambo terlihat sangat emosional.
Ferdy Sambo, disebut Ridwan, sempat menepuk tembok dan berulang kali menggelengkan kepala. Selain itu, matanya tampak berkaca-kaca seolah menahan air mata.
"Pada saat dia sambil menerangkan, kemudian dia menepuk tembok agak keras. Saya agak kaget juga, Yang Mulia," ujar Ridwan.
Baca Juga: AKBP Ridwan Soplanit Klaim Olah TKP Dapat Intimidasi dari Propam Polri dan Ferdy Sambo
"Kemudian kepalanya tunduk ke tembok, kemudian dia melihat saya terus sambil menggeleng-geleng kepala. Matanya agak berkaca-kaca."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.