JAKARTA, KOMPAS.TV - Tidur merupakan kebutuhan dan menjadi siklus kehidupan yang penting bagi manusia.
Saat tidur, tubuh memiliki kesempatan untuk beristirahat dan memulihkan diri untuk meregenerasi sel-sel yang telah mati.
Maka dari itu, manusia butuh untuk tidur setiap harinya demi menjaga kondisi tubuh.
Tidur yang nyenyak bisa memberikan manfaat terbaik untuk kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Akan tetapi, karena tuntutan pekerjaan atau gangguan tubuh, banyak orang yang setiap harinya justru kurang tidur.
Padahal, kurang tidur satu hingga dua jam saja bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik.
Baca Juga: Bila Anda Pernah Overthinking Sebelum Tidur Tentang Jumlah Semut di Dunia, Ini Hasil Penelitiannya
Dilansir dari laman Litbang Kementerian Kesehatan, dalam jangka panjang, kurang tidur juga bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas.
Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun tubuh.
Beberapa riset pun menunjukkan bahwa pola tidur turut berpengaruh pada kadar gula darah, hormon yang mengontrol nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi.
Sebuah penelitian berskala kecil yang dimuat dalam jurnal The Annals of Internal Medicine menambahkan bukti, bahwa kurang tidur bisa berdampak di dalam tubuh manusia terutama pada level seluler.
Kurang tidur ternyata mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespons insulin, hormon yang mengatur metabolisme dan berperan besar pada diabetes.
Dalam penelitian itu, para partisipan diminta tidur 8 malam di laboratorium tidur. Selama 4 malam pertama mereka tidur dengan jam normal, lalu 4 malam berikutnya jam tidur mereka hanya dibatasi 4,5 jam.
Ternyata, setelah 4 malam kurang tidur, sensitivitas insulin para responden turun 16 persen.
Lebih lanjut, sensitivitas insulin sel lemak turun sampai 30 persen pada level yang biasa dialami oleh orang obesitas atau diabetes.
Baca Juga: Sudah Tidur Cukup Tapi Masih Lelah dan Mengantuk? Ini 4 Cara Mengatasinya
"Sel lemak memerlukan tidur, dan jika jam tidur kekurangan secara metabolik, mereka akan terganggu," kata peneliti senior, Matthew Brady.
Bila resistensi insulin yang tadinya sementara ini menjadi sering terjadi, maka kelebihan gula darah dan kolesterol akan berakumulasi di aliran darah sehingga memicu diabetes, bahkan penyakit jantung.
Tidur dengan nyenyak menjadi dambaan bagi setiap orang agar ketika bangun, mereka mendapati tubuh dalam keadaan fit dan segar.
Akan tetapi, karena tingkat stres atau gangguan tubuh lainnya seperti insomnia, tidur nyenyak tak jarang sulit untuk didapatkan.
Meski demikian, ada beberapa langkah agar bisa mendapatkan tidur nyenyak.
Berikut beberapa cara agar tidur nyenyak:
Sebelum tidur, lakukan relaksasi untuk tubuh dan pikiran. Mematikan perangkat elektronik, mematikan lampu dan melakukan aktivitas yang menenangkan seperti mandi air hangat dan membaca, merupakan relaksasi yang bisa membantu tubuh Anda agar mengantuk.
Baca Juga: Orang dengan Gangguan Tidur Dilarang Berkendara, Ini Alasannya...
Jika Anda mengurangi waktu tidur selama seminggu, Anda tidak akan dapat sepenuhnya melunasi hutang tidur itu di akhir pekan.
Sebaliknya, usahakan untuk pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari. Kualitas tidur bisa kita tingkatkan dengan menerapkan jadwal tidur yang konsisten.
Hindari begadang di akhir pekan agar jadwal tidur kita tetap terjaga.
Jika Anda tidak bisa tidur, cobalah untuk beranjak dari kasur dan alihkan perhatian sebelum kembali tidur.
Kita bisa mengalihkan perhatian dengan membaca, melakukan peregangan yoga, mewarnai, atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang menenangkan tubuh dan pikiran
Akan tetapi, hindari melakukan aktivitas yang menuntut fisik dan pikiran bekerja terlalu keras, seperti bekerja atau memikirkan masalah keuangan.
Baca Juga: Jangan Konsumsi Obat Tidur Tanpa Resep Dokter, Nanti Begini Efeknya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.