SBY menambahkan, pertemuan Biden-Xi Jinping di Bali ini mungkin tidak memenuhi harapan banyak pihak, terutama bagi yang berharap setelah pertemuan kedua presiden itu situasinya akan segera berubah.
"Berubah dalam arti hubungan bilateral mereka kembali normal dan keduanya bisa langsung berkontribusi untuk kebaikan dunia. Harapan seperti ini mungkin saat ini terlalu jauh."
"Bagi yang memiliki pengalaman yang panjang dalam "conflict resolution", termasuk pengalaman pribadi saya dalam penyelesaian konflik baik di dalam negeri maupun di dunia internasional, semuanya memerlukan proses," kata SBY.
Menurut di, tak ada jalan pintas dan tak mungkin pula ada hasil besar yang diperoleh secara instan.
Tak hanya itu, lanjut SBY, dunia juga memerlukan kebersamaan AS dan Tiongkok untuk mengatasi berbagai isu kritis dan fundamental pada tingkat global, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Pertama, AS dan Tiongkok memiliki tanggung jawab sangat besar untuk mengatasi ancaman climate change dan "global warming, yang jika dunia gagal maka di akhir abad ini manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan tak lagi bisa hidup di bumi ini.
"Inilah yang menurut saya sebagai survival interest bagi seluruh negara. Saya masih percaya bahwa geopolitik yang sangat konfrontatif, bahkan sebuah peperangan, masih bisa dicarikan solusinya."
"Sebuah krisis ekonomi, yang kerap terjadi di dunia, juga ada jalan untuk menstabilkan dan memulihkan kembali. Tetapi, jika kenaikan suhu global menembus angka 4 derajat dari suhu era pra-industri, maka di akhir abad 21 ini kiamatlah dunia kita," katanya.
SBY menjelaskan, alasan AS dan Tiongkok punya tanggung jawab besar untuk menyelamatkan bumi dari perubahan iklim karena, pertama, Tiongkok dan kemudian Amerika Serikat adalah penyumbang emisi karbon terbesar di dunia yang menyebabkan bumi makin panas.
"Alasan kedua, kedua negara itu punya sumber daya, termasuk sumber daya keuangan yang besar, untuk digunakan dalam memerangi perubahan iklim."
"Dengan demikian, bersama-sama, keduanya harus bisa bertindak sebagai "juru selamat" bumi kita, tentu dengan kontribusi seluruh negara di dunia. Tanpa Tiongkok dan AS, seluruh upaya untuk memerangi perubahan iklim tidak akan berhasil," kata SBY.
Apabila kedua negara itu belum bisa bekerjasama dalam semua urusan, bahkan bilamanapun rivalitas dan permusuhan di antara keduanya masih berlangsung, tetapi untuk urusan perubahan iklim serta geopolitik dan keamanan di Asia, dirinya sungguh berharap mereka bisa menjadi bagian dari solusi.
Baca Juga: Jelang Gelaran KTT G20 di Bali, Mari Tengok Ruang Khusus Presiden di KRI Surabaya 591!
"Sejarah mengajarkan bahwa pragmatisme yang positif diutamakan, dan pendekatan yang terlalu ideologis dikesampingkan. Semua negara tentu ingin memperjuangkan kepentingan nasionalnya masing-masing, tetapi kewajiban internasional mereka tak bisa ditinggalkan."
"Semoga pertemuan Presiden Biden dengan Presiden Xi Jinping di Bali, Indonesia ini membuat dunia bukan hanya bisa "bernafas lega", tetapi lebih jauh (pada saatnya) dunia kita menjadi lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. A better world is always possible," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.