Ia menjelaskan, saat manusia berhenti makan, tubuh masih memiliki jaringan lemak yang dapat dipecah menjadi energi.
Selain lemak, cadangan gula atau glikogen dalam hati dan otot juga bisa dipecah saat tak ada asupan makanan ke dalam tubuh.
Sedangkan apabila manusia tanpa minum, Andi mengatakan, tubuh praktis hanya bisa bertahan selama 1-2 minggu.
Baca Juga: Pihak Keluarga 4 Jenazah di Rumah Kalideres Penuhi Panggilan Polisi Jalani Pemeriksaan.
Hal itu disebabkan karena tubuh tidak menyimpan cadangan air sebanyak cadangan energi. Maka dari itu, air dalam tubuh harus secara berkala diisi kembali karena akan berkurang melalui urine, keringat, air ludah, dan air mata.
Bahkan apabila seorang manusia tanpa minum dalam beberapa hari saja, bisa menyebabkan dehidrasi yang berujung pada kematian.
"Kalau untuk tidak minum waktunya sebenarnya lebih singkat, bisa dalam hitungan beberapa hari hingga 1-2 minggu," lanjutnya.
"Dan itu menyebabkan seseorang yang tidak minum dalam hitungan hari saja bisa mengalami dehidrasi parah yang bisa berujung pada kematian," terang Andi.
Andi melanjutkan, hidup tanpa makan dalam jangka waktu yang lama akan mengakibatkan organ dalam tubuh, terutama otot dan hati, mengecil.
Hal itu dikarenakan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tersebut akan digunakan.
Sementara saat berhenti minum, bobot manusia secara keseluruhan akan menyusut karena komposisi tubuh manusia sebesar 70 persen adalah air.
"Jadi kalau ada kekurangan (air), tentu akan mengurangi bobot secara keseluruhan, termasuk volume dari organ-organ," imbuhnya.
Baca Juga: Cerita Tetangga yang Sempat Bertemu Salah Satu Keluarga Kalideres yang Tewas Mengering!
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.