“Belum bisa dikatakan varian baru ini (XBB) menjadi pemicu utama adanya tren peningkatan (kasus positif COVID-19). Untuk itu jangan menunggu untuk tahu penyebab pasti kenaikan kasusnya,” ucap Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito, dikutip dari Antara.
Baca Juga: Pj Gubernur Jakarta Heru akan Perketat Izin Konser, Cegah Penyebaran Covid-19
Sub varian XBB sendiri masih termasuk dalam keluarga varian Omicron dan merupakan rekombinan dari dua sub varian Omicron. Di mana menurut data Satgas hingga per 10 November 2022, sudah ada 37 negara yang melaporkan penemuan sub varian baru itu.
“Singapura, India dan Australia menjadi negara dengan varian XBB tertinggi. Kemudian gejala yang ditimbulkan dari COVID-19 sub varian XBB ini, mirip dengan gejala COVID-19 pada umumnya. Mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, anosmia hingga diare,” katanya.
Dengan kemampuan infeksinya yang sangat cepat, Wiku menekankan pada semua pihak untuk bekerja sama melakukan upaya pencegahan dibandingkan harus menunggu pemerintah mengumumkan secara pasti penyebab terjadinya kenaikan kasus dalam enam minggu terakhir.
Beberapa cara yang menurutnya tidak berubah untuk dilakukan adalah memproteksi diri dengan vaksin booster serta memperkuat protokol kesehatan di setiap aktivitas. Jika tidak sedang enak badan, diimbau untuk tetap berdiam di rumah agar potensi penularan dapat dicegah termasuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Baca Juga: Obat Covid Paxlovid dan Vaksin Booster Laku Keras, Pfizer Raup Rp159 T dalam 3 Bulan
Pemerintah sendiri sampai saat ini, juga terus melakukan sero survei anti bodi serta pelacakan melalui Whole Genome Sequencing (WGS) yang terus diperkuat untuk bisa mengidentifikasi kasus-kasus dengan varian baru yang ada di Indonesia.
“Adanya tren kenaikan hendaknya dapat menjadi pengingat bahwa COVID-19 masih ada dan kita tetap harus menjaga diri kita dengan protokol kesehatan. Sehingga potensi penularan menjadi berkurang dan jumlah kasus kau fit 19dapat kembali ditekan” ujarnya.
Wiku turut meminta pemerintah daerah untuk memantau perkembangan kasus di wilayahnya masing-masing dengan seksama dan memperketat protokol kesehatan di tempat umum, supaya setiap kegiatan dapat berjalan dengan aman dan nyaman.
“Sedangkan kepada yang mengalami gejala COVID- 19 maupun kontak erat dengan pasien positif, mohon untuk segera testing seperti varian-varian dari COVID-19 lainnya yang telah masuk di Indonesia,” ucap Wiku.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.