Namun Muhtadi mengingatkan agar Jokowi tidak memunculkan kesan ada calon yang tidak direstui.
"Saran saya, jangan sampai calon yang muncul, calon yang mendapatkan blessing itu ditunjukkan secara terang benderang. Tetapi ada satu calon yang dieksklusi yang terkesan tidak mendapatkan restu sama sekali," ungkapnya.
Ketika ditanya siapa yang ia maksud, Muhtadi menyebut nama mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang saat ini diusung Partai NasDem sebagai capres untuk Pilpres 2024.
Apalagi kemudian muncul kabar Presiden Jokowi tidak menghadiri acara ulang tahun Partai NasDem yang digelar di Jakarta pada 9-11 November 2022.
Padahal, kata Muhtadi, sebelumnya Jokowi kerap meluangkan waktu untuk menghadiri acara NasDem.
Pada Rabu (9/11/2022), Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan, Jokowi akan memberi sambutan dalam acara HUT NasDem melalui rekaman video.
Namun menurut Muhtadi, sebagian kalangan akan tetap membaca itu sebagai tanda tidak direstuinya Anies Baswedan.
"Menurut saya, jangan sampai muncul kesan itu," katanya.
Baca Juga: Jokowi Tak Akan Datang di Acara HUT Nasdem ke-11
Ia menilai, sikap imparsial akan menguntungkan Jokowi secara politik dan etika politik.
"Karena kalau Anies Baswedan yang menang, dan ternyata Anies tidak mendapatkan restu, ini yang rugi Presiden Jokowi."
"Kalau misalnya Anies dianggap juga bagian dari pelanjut atau penerus Presiden Jokowi, maka program-program Pak Jokowi juga akan mendapatkan garansi untuk dilanjutkan," terang Muhtadi.
"Secara politik bagus buat Presiden Jokowi. Secara etika politik, juga bagus. Karena Presiden menunjukkan semangat imparsial, tidak memihak kepada salah satu calon yang akan berlaga di 2024."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.