Kompas TV nasional update

Hasil Uji Lab Tragedi Kanjuruhan, Gas Air Mata Jadi Faktor Pemicu Kematian Penonton

Kompas.tv - 10 November 2022, 12:34 WIB
hasil-uji-lab-tragedi-kanjuruhan-gas-air-mata-jadi-faktor-pemicu-kematian-penonton
Aparat menembakkan gas air mata ke arah suporter saat terjadi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10/2022). (Sumber: Antara)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Iman Firdaus

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Tim investigasi harian Kompas menuliskan, selain senyawa CS gas yang menjadi komponen utama gas air mata, ada empat senyawa lain yang ditemukan dari sampel gas air mata yang ditembakan polisi di Stadion Kanjuruhan, Malang Jawa Timur, usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya di ajang BRI Liga 1 Indonesia, Sabtu (1/10/2022) lalu.

Hasil uji laboratorium salah satu perguruan tinggi negeri di Jatim menemukan, komponen utama gas air mata adalah O-chlorobenzylidene malononitrile sebanyak 49,6 persen.

Sampel yang diuji merupakan gas air mata yang ditemukan di tribun utara Stadion Kanjuruhan.

Kompas.id juga melaporkan, senyawa ini dikenal dengan sebutan CS gas. Namun ada empat komponen ikutan hasil penguraian CS gas yang ditemukan yakni, 2-chlorobenzaldehyde (36,5 persen), 0-chloropropylbenzene (11,6 persen), benzene (1,2 persen), dan benzyl dichloride atau p-Chlorobenzyl chloride (1,1 persen).

Baca Juga: Usman Hamid Desak agar Rantai Komando Penembak Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Terus Dikejar

Menurut peneliti laboratorium berinisial AKS, empat komponen ikutan dari sampel gas air mata yang ditembakkan di Stadion Kanjuruhan memiliki sifat beracun, mudah terbakar, menimbulkan kerusakan organ tubuh, dan pada kondisi tertentu bisa memicu kematian.

“Semua senyawa bisa memicu kanker. Ketika kena paparan gas, maka akan menjadi senyawa berbahaya,” kata AKS, Rabu (2/11/2022) dikutip dari Kompas.id.

Menurut AKS, CS gas terurai menjadi empat senyawa berbahaya merupakan dampak dari penyimpanan yang tidak layak, telah kedaluwarsa, serta akibat kelembapan udara.

Senyawa ikutan ini teridentifikasi setelah peneliti melarutkan serbuk gas air mata dan memasukkannya ke mesin bernama Gas Chromatography Mass Spectrometer.


 

“Pada menit ke-29, kami mendapatkan spektra (seperti sidik jari) senyawa ini,” kata AKS.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x