Meski begitu, jika dibandingkan pada periode jelang Pemilu 2019, elektabilitas Prabowo merosot tajam.
Sementara tingkat popularitas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) itu sudah di atas 96 persen, hampir menyentuh angka 100 persen.
Artinya, hampir seluruh pemilih di Indonesia mengenal Prabowo.
Dengan elektabilitas Prabowo yang masih di kisaran 20 persen dan belakangan menurun, Bawono melihat ada jurang yang tinggi antara tingkat popularitas dan tingkat elektoralnya.
"Jurang lebar ini juga dapat dibaca bahwa tingkat kedisukaan pemilih terhadap Prabowo Subianto tidak setinggi tingkat popularitas," lanjut dia.
Baca Juga: PKB Tegaskan Prabowo-Cak Imin Tetap Duet di 2024: Paling Diinginkan Kader untuk Maju Bersama
Sebelumnya diberitakan, dalam survei Litbang Kompas Oktober 2022 yang dirilis pada Rabu (26/10/2022), elektabilitas Prabowo disalip oleh Ganjar yang kini berada di posisi pertama.
Elektabiltias Ganjar sebesar 23,2 persen. Pada Juni 2022, elektabilitasnya tercatat 22 persen. Sedangkan pada Januari 2022, 20,5 persen.
Adapun Prabowo mengantongi elektabilitas 17,6 persen, merosot tajam dibanding survei Juni 2022 sebesar 25,3 persen, dan survei Januari 2022 sebanyak 26,5 persen.
Di bawah Ganjar dan Probowo, ada Anies dengan elektabilitas 16,5 persen. Angka elektabilitas itu naik jika dibandingkan hasil survei Juni 2022 sebesar 12,6 persen, dan survei Januari 2022 dengan capaian 14,2 persen.
Hasil simulasi Litbang Kompas pada Oktober 2022 yang dirilis pada Kamis (27/10/2022) menyebutkan, para pendukung dan pemilih Jokowi-Maruf pada Pemilu 2019 lalu bakal mengalihkan dukungan kepada Ganjar pada Pilpres 2024.
Sebaliknya, suara pendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno pada Pilpres lalu akan merapat kepada Anies.
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.