JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri angkat bicara terkait aksi nekat perempuan yang membawa senjata api dan mencoba menerobos penjagaan Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/10/2022).
Terkait peristiwa tersebut, Reza menyinggung soal kejadian serupa di Mabes Polri yang terjadi pada Rabu (31/3/2021) lalu, di mana seorang perempuan bersenjata berinisial ZA (25) juga nekat masuk ke Mabes Polri.
Ia pun berpendapat dua aksi itu dilakukan dengan dua tujuan, yaitu membunuh atau bunuh diri.
"Dulu Mabes Polri, sekarang Istana yang akan dibobol," kata Reza dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.TV, Selasa.
"Sepintas, ini misi pembunuhan. Targetnya adalah menembak aparat. Tapi boleh jadi tujuan puncaknya adalah dia justru ingin ditembak. Jadi misi bunuh diri. Dan dia pinjam tangan polisi. Istilahnya, suicide by cop (SbC)."
Reza mengatakan jika memang targetnya adalah polisi, aksi ini dapat dikategorikan kejahatan serius. Terlebih, perbuatan yang dilakukan tanpa alasan yang spesifik.
"Apakah polisi adalah target sesungguhnya atau sebatas target pengganti?" ujarnya.
"Jika kesumatnya tertuju eksklusif pada polisi, apalagi tanpa alasan spesifik, maka di sejumlah kawasan, ini dikategorikan sebagai kejahatan serius, yakni hate crime."
Baca Juga: Perempuan Terobos Istana dan Todongkan Senpi, Polda: Bukan Teror, Jangan Berandai-andai
Namun sebaliknya, jika misi sesungguhnya adalah bunuh diri, lanjut dia, maka pelaku perlu disikapi dengan penuh empati sebagai orang yang sejatinya membutuhkan bantuan.
"Apalagi, berdasarkan studi, lebih dari separuh para pelaku SbC adalah pengidap mental illness," tegasnya.
Meski begitu, Reza berujar, petugas tetap perlu mempunyai kewaspadaan dan ketenangan tingkat tinggi menghadapi aksi ini.
"Pertanyaannya, andai benar bahwa ini adalah SbC dan pelaku adalah orang yang sedang bermasalah berat, apakah ia sepatutnya direhabilitasi atau tetap dihukum saja?" ucapnya.
Diberitakan Kompas.TV sebelumnya, seorang perempuan mencoba menerobos masuk ke Istana Negara pada Selasa (25/10) pagi sekitar pukul 07.00 WIB.
Perempuan itu diduga membawa benda mirip senjata api jenis FN dan sempat menodongkan pistol itu ke Paspampres.
Berdasarkan laporan jurnalis Kompas TV Trixie Valencia dari Polda Metro Jaya disebutkan, perempuan tersebut tiba-tiba masuk ke depan Istana.
Personel Polantas yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menghentikan aksi yang bersangkutan dan mengamankan pistol tersebut.
"Belum diketahui jelas motifnya. Namun sudah diamankan di Polda Metro Jaya. Kemudian juga siapa identitas sebenarnya," kata Trixie, Selasa (25/10).
Baca Juga: Ungkap Identitas Perempuan Bersenjata yang Terobos Istana, Polisi Gunakan Face Recognition
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.