Kompas TV nasional kesehatan

Kisah Bayi 11 Bulan Selamat dari Gagal Ginjal Akut Setelah Lima Kali Cuci Darah

Kompas.tv - 24 Oktober 2022, 05:05 WIB
kisah-bayi-11-bulan-selamat-dari-gagal-ginjal-akut-setelah-lima-kali-cuci-darah
Edi Syahputra, ayah bayi perempuan berusia sebelas tahun di Banda Aceh, Aceh, yang selamat dari penyakit gagal ginjal akut, Minggu (23/10/2022). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

BANDA ACEH, KOMPAS.TV - Edi Syahputra, ayah bayi perempuan bernama Naura yang tinggal di Banda Aceh merasa bersyukur putrinya dinyatakan sembuh dari penyakit gagal ginjal akut oleh dokter.

Pasalnya, Naura telah menjalani lima kali cuci darah selama dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Abidin, Banda Aceh. 

Sebelum opname selama 15 hari di RSUD Zainal Abidin, Edi mengatakan bahwa putrinya mengalami demam, ruam di kulit, sakit tenggorokan, hingga susah buang air kecil.

"Pertama demam, kedua keluar campak, ketiga panas kerongkongan, sariawan, diare, langsung tidak keluar air kencing selama dua hari," ungkap Edi, Minggu (23/10/2022) dalam cuplikan video Kompas Siang, KOMPAS TV.

Setelah menyadari bahwa dua kaki putrinya membengkak, Edi dan istrinya berinisiatif membawa Naura ke RSUD Zainal Abidin.

Baca Juga: Cerita Yanti, Bayinya Usia 1 Tahun Wafat dalam Dua Minggu Akibat Gagal Ginjal, Padahal Jarang Sakit

Edi mengatakan, dokter baru dapat menduga penyebab gagal ginjal akut yang diderita Naura setelah bayi perempuannya itu melakukan cuci darah yang ketiga kalinya.

Sebab, kata dia, saat bayinya tengah dirawat, isu gagal ginjal akut terhadap anak sedang viral dan menjadi pembahasan para dokter.

"Baru ketahuannya itu setelah cuci darah yang ketiga," jelasnya.

"Jadi semua dokter menanyakan, akhirnya larinya ke paracetamol," lanjut dia.

Meski telah dinyatakan sembuh, kini Naura masih harus mengonsumsi obat dan kontrol rutin ke rumah sakit.


Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, ada sejumlah gejala awal gagal ginjal akut yang harus diwaspadai para orang tua.

Gejala tersebut di antaranya demam, gangguan pencernaan seperti muntah dan diare, ganggunan pernapasan seperti batuk dan pilek, serta tidak bisa kencing atau volume urin yang keluar sangat sedikit.

Kemenkes mengimbau orang tua untuk segera membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit jika mendapati gejala tersebut pada anak.

Per Jumat, 21 Oktober 2022, sebanyak 241 anak dilaporkan mengalami gagal ginjal akut dengan 133 kasus meninggal dunia.

Baca Juga: Gejala Gagal Ginjal Akut pada Anak, Orang Tua Perlu Waspada jika Warna dan Volume Air Seni Berubah

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, pada Minggu (23/10/2022) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa 23 dari 102 jenis obat sirop yang pernah dikonsumsi pasien gagal ginjal akut anak aman.

Sebanyak 23 obat sirop tersebut dinyatakan aman karena tidak menggunakan empat jenis pelarut, yang terdiri dari propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan/atau gliseron/gliserol.

"Dari daftar Kemenkes, 102 produk obat yang digunakan (pasien gagal ginjal akut -red), ada 23 obat yang tidak menggunakan empat pelarut itu ya, sehingga aman," jelas Penny dalam konferensi pers bertajuk Informasi Kelima Hasil Pengawasan BPOM terkait Sirup Obat yang Tidak Menggunakan Propilen Glikol, Polietilen Glikol, Sorbitol, dan/atau Gliserin/Gliserol, Minggu (23/10/2022).

Sementara itu, ia menerangkan, sebanyak 69 produk obat sirop masih dalam proses pengujian BPOM.

"Masih ada 69 sirop yang masih dalam proses sampling dan pengujian," ungkapnya.

Baca Juga: Dikonsumsi Pasien Gagal Ginjal Akut, BPOM Pastikan 23 Merek Obat Sirop Anak Ini Aman

Di sisi lain, berdasarkan pengujian terbaru, BPOM menyatakan ada tiga produk sirop obat yang dinyatakan tidak aman karena mengandung senyawa Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) melebihi ambang batas.

"Namun, tiga produk tersebut sudah disampaikan dalam press release sebelumnya," ujar Penny.

Terbaru, BPOM menyatakan sirop obat demam Termorex dengan masa produksi tertentu aman dikonsumsi.

"Termorex sirop obat demam yang sebelumnya kami nyatakan tidak aman, setelah kami kembangkan sampling dari batch yang lain, dari lokasi peredaran dan stok tempat sampel berbeda, serta waktu produksi berbeda ternyata produk Termorex sirop ini aman," ungkapnya.

Baca Juga: BPOM Hapus Termorex dari Daftar Obat Sirop Mengandung Senyawa Tercemar, Ini Alasannya!

Terlepas dari Termorex sirop, ada empat obat sirop yang dinyatakan tidak aman oleh BPOM, yaitu:

  • Flurin DMP sirop (obat batuk dan flu), produksi PT Yarindo Farmatama dengan nomor izin edar DTL0332708637A1, kemasan dus, botol plastik @60 ml.
  • Unibebi Cough sirop (obat batuk dan flu), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DTL7226303037A1, kemasan Dus, Botol Plastik @ 60 ml.
  • Unibebi Demam sirop (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL8726301237A1, kemasan Dus, Botol @ 60 ml.
  • Unibebi Demam Drops (obat demam), produksi Universal Pharmaceutical Industries dengan nomor izin edar DBL1926303336A1, kemasan Dus, Botol @ 15 ml.

 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x