BANTUL, KOMPAS.TV- Kasus kematian anak akibat penyakit gagal ginjal akut ternyata juga terjadi pada bayidi Kapanewon Sedayu, Bantul, DI Yogyakarta. Bayi tersebut meninggal pada 25 September lalu, setelah mulai demam pada 16 September.
Mengutip dari Kompas.com, ayah bayi tersebut, Yusuf Maulana (44) menceritakan anaknya baru berusia 7 bulan 2 hari saat meninggal dunia. Bayi dengan inisial ET merupakan anak kelima yang lahir normal 23 Februari 2022.
Yusuf mengatakan, anaknya sudah divaksin dasar mengikuti aturan pemerintah, grafik pada tabel Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berisi berat-tinggi badan dan lingkar kepala menunjukkan tanda baik, dan sebelumnya tidak pernah sakit.
Namun jarak dari ET mulai demam sampai meninggal dunia hanya 9 hari.
Baca Juga: Agar Ginjal Tetap Sehat, Lakukan 8 Langkah Ini
"Anak saya dipanggil (meninggal) pada 25 September. Termasuk kasus yang sangat cepat," kata Yusuf kepada Kompas.com.
Ia menuturkan, anaknya hanya mengkonsumsi ASI dan makanan pendamping asi (MPASI) saat berusia 6 bulan. Istri Yusuf yang membuat sendiri MPASI nya dan sesekali ET mengonsumsi MPASI dengan merek umum.
Pada 16 September pagi, ET masih sehat dan dibawa ibunya berkegiatan di sekitar rumah. Namun pulangnya, bayi mungil itu mulai demam. Yusuf memperhatikan tatapan anaknya juga mulai kosong pada 17 September.
Ia juga merasa volume air kencing bayinya menurun dan mereka berpikir karena produksi ASI sang ibu sedang tidak banyak. ET juga mengalami kejang.
"Belum ada gejala kejang yang panjang. Jadi, kami anggap ini deman biasa tertular sama kakak-kakaknya," ujar Yusuf.
Baca Juga: Penyebab Penyakit Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak, Benarkah Hanya gara-gara Obat Sirop Saja?
Pada 18 September, kejang yang dialami ET mulai meningkat namun masih mau mengonsumsi MPASI. Intensitas kejang juga semakin panjang sampai 19 September dan MPASI masih tetap lahap.
Karena mengira anaknya dehidrasi, Yusuf pun memberi ET susu formula untuk pertama kalinya saat itu.
"Anak kami hanya mencret hari Senin jam 3 sore kali pertama dikasih sufor," ucapnya.
Yusuf dan istri pun akhirnya membawa ET ke klinik dekat rumah mereka di hari yang sama. Oleh dokter di klinik lalu disarankan ibawa ke rumah sakit. ET kemudian dirawat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, karena jaraknya relatif dekat.
Kondisi ET terus menurun dan dokter menyebut fungsi paru-paru anaknya menurun. Yusuf lalu disarankan membawa ET ke RSUP dr Sardjito yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
Baca Juga: Daftar 14 RS Rujukan Gangguan Ginjal Akut dan Nomor Lab yang Bisa Hubungi
Tapi karena PICU masih mengantre, ET dibawa ke PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta. Di sana ET dirawat di inkubator. Pada 20 September 2022 akhirnya ET dibawa ke RSUP Dr Sardjito.
Di RSUP itu, kondisi ET terus menurun dan ternyata sejumlah organ sudah menurun fungsinya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.