Dia menutup pintu rumah bagian depan dan naik ke lantai dua. Tanpa disuruh, ia juga langsung menutup pintu balkon, padahal itu bukan tugas keseharian Kuat Ma'ruf.
Sementara Bharada E juga naik ke lantai dua dan masuk ke kamar ajudan. Di sana, Bharada E berdoa untuk meneguhkan khendaknya mengeksekusi Brigadir J.
Adapun Ricky Rizal memilih tetap berdiri di garasi untuk mengawasi keberadaan Brigadir J yang berada di taman halaman rumah dinas Ferdy Sambo.
Pada pukul 17.08 Ferdy Sambo datang. Mengenakan sarung tangan hitam dan membawa senjata Brigadir J yang sudah diamankan, Ferdy Sambo langsung masuk ke rumah dinasnya.
"Wat, mana Ricky dan Yosua, panggil," kata jaksa meniru ucapan Ferdy Sambo kepada Kuat Ma'ruf.
Baca Juga: Ketika Bharada E Serahkan Senjata Brigadir J ke Ferdy Sambo agar Tak Ada Perlawanan Saat Dieksekusi
Tanpa buang waktu, Kuat Ma'ruf memanggil Ricky Rizal dan Brigadir J untuk masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah, Brigadir J diminta jongkok oleh Ferdy Sambo.
"Woi, kau tembak, kau tembak, cepat! Cepat woi, kau tembak!" ujar jaksa seperti diucapkan Ferdy Sambo kepada Bharada E yang langsung direspons dengan meletuskan 3 sampai 4 tembakan ke arah Brigadir J.
Kemudian, kata jaksa, Ferdy Sambo menghampiri Brigadir J yang saat itu masih bergerak-gerak kesakitan.
Untuk memastikan ajudannya tewas, Ferdy Sambo menembak kepala belakang Brigadir J sebanyak satu kali, sehingga korban tewas di tempat.
Baca Juga: Aipda HR yang Coret Mapolres Luwu 'Sarang Pungli' Pernah Dapat Penghargaan Saat Jabat Kanit Tipikor
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.