"Menurut saya, banyak sekali korban yang meninggal dunia di situ," ucapnya.
"Jadi yang terlihat di media sosial atau media-media resmi, betul kata Pak Mahfud, tidak seseram yang kami saksikan di CCTV," tuturnya.
Anton Sanjoyo pun berharap, dengan Tragedi Kanjuruhan itu, para pemangku kepentingan sepak bola bisa berbenah agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi di masa depan.
Baca Juga: TGIPF Minta Polri Tindaklanjuti Penyelidikan terhadap Suporter yang Lakukan Provokasi dan Perusakan
Dia juga mendesak agar pihak-pihak terkait bisa bertanggung jawab, baik secara hukum atau moral.
"Ini sebetulnya ingin menggugah stakeholder sepak bola yang bersalah, yang masih punya moral dalam kaitan ini untuk bertanggung jawab, baik secara hukum maupun secara moral," ujarnya.
Sebelumnya, TGIPF juga telah melaporkan hasil investigasi mereka terkait Tragedi Kanjuruhan kepada Presiden Joko Widodo.
Dalam hasil investigasi itu, terdapat sejumlah kesimpulan dan rekomendasi untuk perbaikan sepak bola di Indonesia.
Salah satu rekomendasi ditujukan kepada PSSI agar Ketua Umum beserta jajaran Komite Eksekutif (Exco) untuk mundur sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
"Secara normatif, pemerintah tidak bisa mengintervensi PSSI. Namun dalam negara yang memiliki dasar moral dan etik serta budaya adiluhung, sudah sepatutnya Ketua Umum PSSI dan seluruh jajaran Komite Eksekutif mengundurkan diri sebagai bentuk pertanggungjawaban moral atas jatuhnya korban sebanyak 712 orang, dimana saat laporan ini disusun, sudah mencapai 132 orang meninggal dunia, 96 orang luka berat, 484 orang luka sedang atau ringan yang sebagian bisa saja mengalami dampak jangka panjang," tulis TGIPF dalam rekomendasinya.
Baca Juga: Penjelasan TGIPF Kenapa PSSI Harus Bertanggung Jawab atas Tragedi Kanjuruhan: Ada Pembiaran Masif
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.