Kondisi ini akan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia dan membuat musim hujan bisa lebih lama.
La Nina bisa dikelompokan menjadi beberapa macam. Caranya adalah mengukur dengan sea surface temperature (SST) dan southern oscilation index (SOI). Berikut perbandingan La Nina yang dibagi dalam beberapa kelompok.
Dwikorita menjelaskan La Nina lemah lah yang memicu Indonesia kembali mengalami curah hujan yang meningkat. Pada kondisi berat fenomena alam tersebut bisa memicu bencana alam banjir, longsor, hingga banjir bandang.
Kepala BMKG juga memaparkan, wilayah di Indonesia secara umum berada pada kategori curah hujan menengah hingga tinggi. Sifat hujan di atas normal mendominasi 69,45 persen luasan wilayah Tanah Air.
Untuk Pulau Jawa, Pulau Bali, dan Nusa Tenggara, ia melaporkan adanya kenaikan rata-rata pada kisaran 91 persen hingga 300 persen.
Baca Juga: Jakarta Siaga Banjir! BMKG: Potensi Hujan Lebat Disertai Petir & Angin Kencang
Kemudian untuk Pulau Kalimantan terdapat peningkatan rata-rata 18 persen hingga 138 persen.
Sementara Sumatra hingga Kepulauan Riau, berdasarkan pengamatan BMKG, terdapat kenaikan curah hujan rata-rata antara 21 persen hingga 100 persen dari normal.
"Kemudian seluruh Pulau Sulawesi, Maluku Utara dan Maluku yang berkisar antara 81 persen dari 150 persen dari normalnya," lanjut Dwikorita.
Selanjutnya di sebagian wilayah Papua Barat serta bagian selatan Papua, terdapat kenaikan rata-rata curah hujan yang berkisar antara 42 persen hingga 87 persen.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.