“Lalu saya juga sempat menolong salah seorang wanita yang sesak napas saat keluar ke sini. Habis itu saya beri minum dan saya keluar ke parkiran mencari teman-teman saya yang lain,” kenangnya.
Saat berada di luar stadion, Dimas melihat kekacauan lainnya. Aremania dan pihak keamanan terlibat bentrok.
Ia menyaksikan banyak orang tergeletak saat berhasil keluar stadion. Namun, ia tak yakin dengan kondisi orang-orang itu.
“Banyak juga yang tergeletak waktu kejadian saya keluar itu saya tidak tahu apakah ada yang meninggal atau belum. Tapi banyak yang sudah tergeletak dan kondisinya saya tidak tahu,” terangnya.
Dimas mengakui video yang viral di media sosial tentang kondisi gate 13 Stadion Kanjuruhan sama dengan situasi yang ia alami saat itu.
“Ya saya pernah lihat video tersebut tapi waktu saya keluar pintunya sudah terbuka,” kata Dimas.
“Tapi situasi nya tidak berubah sama sekali ya seperti itu, posisi sangat ramai pada berdesak-desaan dan orang-orang saling mendahului untuk keluar. Sempat terlihat juga yang terinjak-injak,” lanjut dia.
Baca Juga: Cerita Ibu Korban Tragedi Kanjuruhan: Anak Pertama Tak Kenali Wajah Adiknya di Ruang Jenazah
Ia cukup lega mengetahui semua temannya selamat dari kericuhan di Stadion Kanjuruhan saat itu.
“Alhamdulillah dari desa saya tidak ada yang meninggal, semuanya selamat,” ungkapnya.
Dimas berharap agar kejadian yang merenggut ratusan nyawa itu tak terulang kembali.
“Harapan saya ke depannya supaya tidak tidak terjadi lagi karena saya dengar tragedi ini terbesar yang kedua di dunia,” kata dia.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, ia meninggalkan syal Arema-nya di kaki Patung Singa Tegar yang menjadi saksi bisu tragedi Kanjuruhan.
“Saya memberikan syal ini karena syal itu (item) pertama kali saya beli ketika nonton Arema, jadi saya ingin memberikan itu,” pungkasnya.
Baca Juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Ada 131 Korban Meninggal, 6 Orang Langsung Dimakamkan Tak Tercatat di RS
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memperbarui data jumlah korban meninggal akibat tragedi Kanjuruhan.
Berdasarkan data yang ia terima dari Crisis Center Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, ada 131 orang meregang nyawa dalam tragedi tersebut.
Enam jenazah awalnya tak tercatat dalam data rumah sakit karena sudah dibawa pulang dan dimakamkan oleh keluarga tanpa dibawa ke rumah sakit terlebih dahulu.
Sumber : Kompas TV, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.