Padahal jika dibina sejak usia dini, semua pihak bisa sadar bahwa menang dan kalah itu cuma bagian dari permainan.
"Kalau mereka tidak pernah mendidik dari grassroot (akar rumput, red), ya sekarang mereka menuai apa yang mereka tanam," lanjutnya.
"Mereka sekarang menuai hasil dari ketidakpedulian terhadap sportivitas. Yang dipikirkan cuma duit."
"Liga 1 duitnya banyak oleh sebab itu pertandingan yang berpotensi kerusuhan jangan digeser nanti duit untuk broadcast-nya berkurang karena rating-nya turun, duit untuk PT LIB juga turun karena pertandingan harus digeser ke siang, kan sudah ada permintaan untuk menggeser waktu pertandingan," ungkap Anton.
Seperti yang diketahui, kericuhan kembali terjadi di sepak bola Indonesia tepatnya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Kericuhan ini terjadi seusai pertandingan Arema vs Persebaya yang digelar Sabtu (1/10/2022) malam.
Korban kericuhan dari tragedi Kanjuruhan ini pun sangat besar mencapai 131 orang meninggal dunia, menurut data yang dikutip dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak per Minggu (2/10/2022) pukul 14.52 WIB.
Adapun menurut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, jumlah korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan sebanyak 125 orang.
Pada tahap awal, kata Kapolri Listyo, tim Disaster Victim Identification (DVI) telah bekerja untuk memastikan identitas korban meninggal dunia.
"Tadi hasil verifikasi terakhir, terkonfirmasi jumlahnya 125, karena (sebelumnya -red) ada yang tercatat ganda," kata Listyo dalam konferensi pers di Stadion Kanjuruhan, Minggu.
Usai terjadinya kericuhan yang berujung tragedi di Stadion Kanjuruhan, PSSI dan PT LIB memutuskan untuk menunda atau menghentikan sementara gelaran Liga 1 musim ini.
Baca Juga: Kapolri ke Malang: Datangi Stadion Kanjuruhan, Temui Korban di RS & Rapat Koordinasi dengan Otoritas
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.