Dalam analisis itu dijelaskan, pidato politik AHY terkait dengan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa ini disebut kian menempatkan dirinya bersama Demokrat sebagai oposan terhadap kebijakan pemerintah.
Terkait upaya pemerintahan Jokowi dalam menaikkan harga BBM misalnya, Agus Yudhoyono bersama Demokrat menentangnya.
“Sesungguhnya ada banyak cara untuk menyelamatkan fiskal selain menaikkan harga BBM. Misalnya, dengan melakukan realokasi anggaran, penentuan prioritas, termasuk penundaan sejumlah proyek nasional yang tidak sangat mendesak," ungkap Agus Yudhoyono.
AHY juga sempat menyinggung kebijakan pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT), sebagai bantalan sosial akibat pengurangan subsidi BBM, yang disebutnya sebagai produk kebijakan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang terbukti berhasil dalam menyangga daya beli masyarakat.
"BLT produk kebijakan SBY yang dulu ditentang sebagian kalangan justru sekarang ditiru dan terbukti menjadi penyangga utama daya beli masyarakat," ungkap Agus Yudhoyono.
Cara itu, sebenarnya, bukan kali pertama dilakukan. jelang Pemilu 2019 lalu pun kritik terhadap pemerintahan Jokowi-Kalla juga disampaikan dalam orasi politik Agus Yudhoyono (Dokumen Harian Kompas, 11/06/2018).
Dalam orasi politiknya saat itu, Agus mengangkat sejumlah isu antara lain terkait daya beli masyarakat, ketersediaan lapangan kerja, serta masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia dan diskriminasi yang dirasakan tenaga kerja lokal hingga tentang revolusi mental.
"Kritik terhadap pemerintah kali ini yang menyoroti persoalan kenaikan harga BBM bisa jadi tergolong jitu," tulis Analisis Litbang Kompas.
Bagaimanapun, isu kenaikan BBM merupakan persoalan yang dihadapi seluruh warga negara dan langsung memengaruhi pola kehidupan keseharian mereka.
Dengan memilih isu kenaikan BBM yang memberatkan rakyat, AHY dan Demokrat menempatkan dirinya pada garis depan perjuangan rakyat.
"Memilih berada dalam barisan penentang kebijakan pemerintah tampaknya tidak hanya sekadar berbeda pilihan kebijakan politik," lanjut analisis itu.
Sebagai bagian dari strategi politik, Demokrat menyadari benar posisinya sebagai oposisi yang harus dimaksimalkan.
Caranya pun jitu, yakni dengan memaksimalkan peran sebagai oposisi pemerintahan dengan sendirinya semakin membuka ruang penguasaan terhadap para pemilih ataupun warga masyarakat yang memang berseberangan pandangan dengan pemerintahan saat ini.
Sumber : Kompas TV/kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.