Teman sekampus Yun Hap, Adi, dalam kesaksiannya, mengungkapkan, malam itu sekitar pukul 20.00 WIB. Adi tengah berada di jalan masuk Bendungan Hilir. Dari arah Jalan Thamrin, ia melihat rombongan truk tentara melaju kencang. Tiba-tiba terjadi rentetan tembakan.
"Semua lampu depannya menyala. Tiba-tiba terdengar tembakan. Saya berlari masuk ke jalan Benhil, berlindung," ujar Adi.
Ia mendapatkan informasi ada korban tertembak dari orang-orang di sekitar lokasi. Saat itu, truk sudah menjauh. Akan tetapi, Adi belum tahu bahwa korban itu adalah temannya, Yun Hap.
"Setelah saya datang ke kamar mayat, baru saya tahu kalau itu teman saya," kata Adi.
Sementara, versi polisi, penembakan dilakukan oleh orang tidak dikenal. Namun, kesaksian sejumlah saksi menyebutkan sebaliknya.
Tak ada kendaraan lain selain konvoi truk tentara yang melancarkan tembakan.
Pada 26 September 1999, Kapolda Metro Jaya Mayjen (Pol) Noegroho Djajoesman, mengatakan, polisi belum mendapatkan keterangan pasti mengenai lokasi keberadaan Yun Hap saat terjadi penembakan.
Menurut dia, kepastian lokasi keberadaan Yun Hap penting untuk memperkirakan asal tembakan. UI berduka.
Baca Juga: PTTUN Batalkan Putusan PTUN soal Pernyataan Jaksa Agung Terkait Tragedi Semanggi
Kematian Yun Hap membuat UI berduka. Duka kian terasa saat pemakaman Yun Hap di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondokrangon, Jakarta Timur, pada Minggu (26/9/2019). Sekitar 1.000 civitas akademika UI dan mahasiswa sejumlah perguruan tinggi lain mengantarkan Yun Hap ke peristirahatan terakhirnya.
Sebagai tanda duka, Rektor UI saat itu, A Boedisantoso menginstruksikan para dekan dan direktur program pascasarjana UI Salemba dan Depok untuk memasang bendera Merah Putih setengah tiang selama tiga hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.