JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah terus memburu hacker atau peretas yang menggunakan nama Bjorka dengan membentuk Satgas Perlindungan Data yang terdiri dari Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Pakar Teknologi Informatika Heru Sutadi menilai langkah ini perlu diapresiasi. Tapi ini hanyalah awal karena masih banyak tugas yang harus diselesaikan oleh Satgas.
"Pembentukan Satgas Perlindungan Data ini patut diapresiasi. Tapi ini baru langkah awal. Langkah berikutnya adalah apakah benar data ini yang membocorkan adalah Bjorka atau ada pihak lain," kata Heru dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (15/9/2022).
"Kalau bisa harus diamankan karena kebocoran data ini sering mengemuka dalam beberapa bulan ini," imbuhnya.
Heru menambahkan, dalam kasus Bjorka ini, Satgas harus bisa melakukan investigasi secara ilmiah guna bisa mencari siapa dan di mana Bjorka yang sesungguhnya.
"Memang masalah siber ini, kalau ada kasus perlu diinvestigasi. Sementara kalau berbicara siapa pelakunya, tentu ini perlu proses yang dinamakan Scientific Cyber Crime Investigation," lanjut Heru.
"Jadi harus melakukan satu proses ilmiah untuk mengenali Bjorka atau Bjorka yang lain."
Baca Juga: Pemuda Madiun Ditangkap Diduga Terkait Peretas, Bjorka: Pemerintah Indonesia Salah Tangkap
Sejauh ini, sudah ada satu orang yang diduga Bjorka berinisial MAH (21) yang ditangkap di Madiun pada Rabu (14/9/2022).
MAH berdomisili di Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun dan sehari-hari bekerja membantu orang tua berjualan es di depan pasar.
Sementara itu Menko Polhukam Mahfud MD mengeklaim Polri dan BIN telah mengidentifikasi Bjorka dengan sangat baik.
”Kita terus menyelidiki karena sampai sekarang ini memang gambaran-gambaran pelakunya sudah teridentifikasi dengan baik oleh BIN dan Polri, tetapi belum bisa diumumkan gambaran-gambaran siapa dan di mananya itu kita sudah punya alat untuk melacak itu semua,” kata Mahfud dalam konferensi pers pembentukan Satgas Perlindungan Data, Rabu kemarin.
Terkait klaim dari pemerintah ini, Heru menilai tidak perlu disampaikan dan lebih baik jika langsung ditunjukkan dan dibuktikan siapa pelakunya.
Baca Juga: Pemuda Cirebon Bantah Disebut Sebagai Hacker Bjorka: Lebih Suka Ngedit
Selain itu, Heru juga berharap pemerintah tidak salah sasaran atau salah tangkap karena bisa membuat kepercayaan masyarakat menurun terhadap penyelesaian kasus kebocoran data.
"Memang harus tidak boleh menyampaikan pada publik sudah mengetahui siapa Bjorka, posisinya dan segala macam. Yang penting adalah tunjukkan dan buktikan siapa pelakunya," kata Heru.
"Saya pikir harus ada operasi-operasi senyap sampai orang tersebut ditemukan."
"Justru menjadi bumerang bagi pemerintah, bagi satgas, jika sudah menyampaikan mengetahui siapa orangnya, di mana tempatnya, tapi ternyata kemudian salah sasaran atau salah tangkap."
"Sehingga kepercayaan publik terhadap pemerintah dengan adanya satgas ini malah kembali ke titik zero lagi dan masyarakat menjadi tidak percaya penyelesaian pencurian data di Indonesia," ujar dia.
Baca Juga: Penjelasan Polisi Orang Diduga Hacker Bjorka Diamankan di Madiun
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.