Dilansir dari Kompas.com, Ari mengaku pernyataan Effendi yang menyebut TNI seperti gerombolan serta menyinggung hubungan Andika dan Dudung merupakan upaya memecah belah TNI.
“Darah kami mendidih. Kau effendi Simbolon, melukai kami prajurit TNI. Kau adu domba pimpinan kami. Kami sakit hati,” ucap Ari.
“Kami tunggu permintaan kamu (Effendi) secara terbuka,” kata Ari sembari menggebrak meja.
Baca Juga: Soroti Isu Konflik Panglima TNI dan KSAD, Effendi Simbolon: Ini Berpotensi Merusak Tatanan TNI
Sementara itu, Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Muhammad Saleh Mustafa menyayangkan pernyataan Effendi.
Dia menegaskan TNI adalah organisasi yang menjiwai dan dijiwai kerakyatan, sehingga tidak ada sifat gerombolan dari TNI.
Panglima perang TNI AD untuk wilayah Papua ini juga menekankan, selain sebagai alat pertahanan negara, TNI juga merupakan alat pemersatu bangsa.
“TNI sebagai alat pertahanan negara dan alat pemersatu bangsa, itulah kelebihan TNI khususnya TNI AD," kata Saleh, Senin (12/9/2022).
Kecaman kepada Effendi Simbolon juga disampaikan Wakil Asisten Intelijen KSAD Bidang Manajemen Intelijen, Brigadir Jenderal Antoninho Rangel da Silva.
Menurutnya, isu yang diembuskan Effendi sangat berbahaya dan dapat memecah belah soliditas di tubuh TNI.
“Tindakan ini merupakan bentuk ancaman dari dalam yang sangat berbahaya untuk menghancurkan TNI dan Indonesia di masa mendatang,” ucap dia, Selasa (13/9) dikutip dari Kompas.com.
Antoninho menyatakan bahwa kata gerombolan yang disampaikan Effendi memiliki arti negatif, di mana setidaknya, mempunyai arti kawanan pengacau hingga perusuh.
Dia kemudian mengingatkan Effendi harus belajar lebih jauh mengenai tata cara mengkritik terhadap organisasi, khususnya TNI.
Mabes AD buka suara terkait sejumlah kecaman yang ditujukan kepada anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDIP Effendi Simbolon.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari mengatakan, tak ada instruksi kepada prajurit untuk mengecam pernyataan Effendi.
“Saya sampaikan bahwa organisasi atau pimpinan TNI AD tidak pernah mengeluarkan instruksi atau perintah untuk melakukan hal tersebut,” kata Hamim.
Dia menambahkan menyebut kecaman tersebut mungkin saja sebagai reaksi spontanitas. Apalagi, kecaman datang tidak saja datang dari prajurit, tetapi juga masyarakat luas atas pernyataan seorang tokoh di ruang publik yang dianggap memancing kegaduhan.
Baca Juga: Geramnya Effendi Simbolon di DPR: Ego Jenderal Andika dan Dudung Merusak Tatanan!
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.