"Apa pula maksud Adian membangga-banggakan pembubaran Petral? Bukankah Pertamina masih merugi? Bukankah Progam BBM 1 harga gagal? Bukankah harga BBM tetap mahal ketika harga minyak mentah dunia turun, tetapi naik ketika harga minyak mentah dunia naik? Jadi, apa sebenarnya dampak pembubaran Petral terhadap turunnya harga BBM? Enggak tampak juga kan?" kata dia.
Selain itu, dirinya menanggapi pernyataan Adian yang membandingkan pembangunan jalan tol era Jokowi lebih masif ketimbang zaman SBY.
"Saya jadi bingung ketika Adian mengaitkan pembangunan jalan tol sebagai indikator kesuksesan seorang Jokowi. Bukankah mestinya ini jadi indikator kesuksesan Dirut BUMN Jasa Marga? Indikator kesuksesan Presidennya mestinya beyond itu dong," katanya.
Menurut dia, era Jokowi sesungguhnya merupakan era tergerusnya keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil. Karena, lanjutny, Jokowi dicitrakan sebagai petugas partai dari PDIP, yang selama ini mengklaim sebagai partai wong cilik.
"Bahkan PDIP sempat mengorganisasi unjuk rasa, menangis bombay, serta menolak BLT dan BSLM ketika harga BBM dinaikan tipis-tipis pada era SBY."
"Saya menyarankan agar Bang Adian bisa lebih telisik membaca data, dan catatan sejarah sehingga tidak terjebak menjadi pendukung pemerintah yang membabi buta," katanya.
Sebelumnya, Anggota DPR RI Fraksi PDIP Adian Napitupulu menanggapi rencana seluruh kader Partai Demokrat yang ingin melakukan unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Solar.
Ia meminta kepada mereka untuk belajar matematika dan sejarah terlebih dahulu sebelum nantinya berdemonstrasi.
"Saya menyarankan agar kader Demokrat untuk bisa belajar matematika dan belajar sejarah, sehingga jika membandingkan maka perbandingan itu logis, tidak anti logika dan a historis," kata Adian kepada wartawan, Rabu (7/9/2022).
Ia menjelaskan, era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) total kenaikan harga BBM jenis Premium sebesar Rp 4.690.
Baca Juga: Demokrat: Silakan Kader Demo Kenaikan Harga BBM, Tak Perlu Nangis seperti Elite PDIP di Era SBY
Sementara di zaman Presiden Jokowi total kenaikan BBM jenis Premium dan Pertalite Rp 3.500.
"Jadi SBY menaikan BBM lebih mahal Rp 1.190 dari Jokowi," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.