JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua DPP PDI Perjuangan atau PDIP Puan Maharani melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Minggu (4/9/2022).
Pengamat Politik Yunarto Wijaya menyebut pertemuan antara Puan dan Prabowo ini masih jauh dari kata koalisi.
Hal ini dilihat dari pernyataan kedua pihak yang masih bersifat sangat umum dalam konferensi pers seusai pertemuan.
"Apakah ini (pertemuan Puan-Prabowo) dapat merujuk pada koalisi? kalau menurut saya sulit untuk mendefinisikan statement-statement yang cenderung dapat dikatakan normatif," kata Yunarto dalam program Kompas Petang di Kompas TV, Minggu (4/9/2022).
Terlebih, dia menilai terdapat masalah yang sifatnya sangat prinisipil di antara kedua partai tersebut dalam pendekatan kekuasaan.
"Di satu sisi PDIP di 2019 merupakan partai yang suaranya jauh lebih tinggi dibandingkan Gerindra, pada survei-survei lain menyatakan PDIP saat ini juga masih jauh di atas Gerindra," ujarnya.
Sehingga nantinya, lanjut dia, akan ada kesepakatan yang tidak mudah dilakukan saat memutuskan siapa yang maju sebagai calon presiden (Capres) maupun calon wakil presiden (Cawapres).
Lantaran, menurut Yunarto, salah satu harus mengorbankan ego, entah partai tertinggi atau sosok yang biasa menjadi Capres harus rela maju sebagai cawapres.
"Saya sulit membayangkan ada partai pemenang pertama kemudian hanya mencalonkan kadernya menjadi orang kedua atau cawapres," jelasnya.
"Sementara di sisi lain kita juga sulit membayangkan Pak Prabowo mau misalnya hanya menjadi cawapres, dikarenakan posisi Gerindra di bawah PDIP."
Baca Juga: Dengus Kuda Prabowo Pelanggeng Politik Hambalang, Rekonsiliasi hingga Usulan Gubernur
Meski demikian, Yunarto menyebut tidak menutup kemungkinan jika PDIP akan berkoalisi dengan Gerindra.
Namun menurutnya, masih membutuhkan banyak sekali komunikasi lanjutan terhadap dua partai tersebut.
"Kita tahu keputusan tertinggi bukan di Puan Maharani, namun ada pada Megawati Soekarnoputri (Ketua Umum PDIP). Tapi yang menurut saya mmenarik, katakanlah harus ada yang mengalah saya pikir lebih sulit buat berharap Pak Prabwo menjadi cawapres apalagi kondisi Puan elektabilitasnya jauh di bawah," ucap Yunanto.
Diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, seusai pertemuannya dengan Puan Maharani pada hari ini,Minggu (3/9), Prabowo Subianto menyebut membuka peluang partainya berkoalisi dengan PDIP.
“Kalau Anda tanya memungkinkan atau tidak memungkinkan, saya kira ya pasti memungkinkan. Tadi kan demi kebaikan bangsa dan negara kenapa tidak?” kata Prabowo.
Kendati demikian, Prabowo menegaskan, kemungkinan dirinya berpasangan dengan Puan masih terlalu jauh untuk dibicarakan.
Menteri Pertahanan itu mengatakan, segala kemungkinan bisa terjadi jelang pemilu. “Jadi apa saja mungkin untuk kebaikan bangsa dan negara Republik Indonesia,” ujarnya.
Sementara, Puan Maharani mengatakan, pihaknya dan Prabowo Subianto atau Partai Gerindra memiliki kesepahaman.
“Jadi, hari ini, kami berdua, Mas Prabowo dan saya, juga kalau boleh disampaikan adalah Partai Gerindra dan PDI Perjuangan memiliki kesepahaman dalam membangun bangsa,” tuturnya.
“Kita akan terus menggali satu pemikiran yang sama, dan tentu saja pada saatnya akan kita putuskan mana yang terbaik dalam membangun bangsa dan negara di kemudian hari.”
Kedua pihak, lanjut Puan, akan tetap menyampaikan secara terbuka, membuka ruang untuk tetap menguatkan tekad bersama. Sehingga pada waktunya, kan meneruskan pembicaraaan ini, dengan tujuan yang terbaik untuk bangsa dan negara.
Baca Juga: Bahas Kedekatan dengan Puan, Prabowo: Bukan Hal Baru, Sudah Turun-temurun dari 3 Generasi
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.