JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah diminta mewaspadai pelaku perjalanan luar negeri menyusul penemuan kasus pertama cacar monyet di Indonesia.
Pasien pertama cacar monyet di Indonesia adalah pria asal Jakarta, berusia 27 tahun dan memiliki riwayat perjalanan luar negeri. Saat ini, sudah ada 89 negara yang mengkonfirmasi adanya kasus cacar monyet.
Pakar biostatistika epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair), Windhu Purnomo, meminta Kementerian Kesehatan melakukan surveilans sebagai langkah pencegahan masuknya wabah cacar monyet ke Tanah Air.
Baca Juga: Jokowi soal Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia: Tak Perlu Panik, Penularan Bukan Lewat Droplet
Surveilans merupakan analisis secara sistematis dan terus-menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan peristiwa yang sedang terjadi.
Menurut Windhu, surveilans dapat dilakukan di setiap pintu masuk negara, terhadap faktor yang berisiko tinggi, terutama pada lelaki.
"Pemerintah harus melakukan surveilans terhadap faktor risiko pada mereka yang berisiko tinggi, terutama pada lelaki," ujar Windhu, Senin (22/8/2022), dikutip dari Kompas.com.
Windhu menjelaskan, kelompok yang paling berisiko tertular cacar monyet ini adalah laki-laki. Dalam catatannya, 99 persen dari 39 ribu kasus cacar monyet itu dialami kelompok pria.
"Jumlah kasus ini di luar wilayah endemi. Awal tahun ini sudah muncul sebanyak 39 ribu kasus," katanya.
Baca Juga: Menkes RI : Penularan Cacar Monyet Tak Seganas Covid-19
Sumber : Kompas TV/Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.