Seperti di antaranya, Sarimi, Indomie, Mie Sedaap, Mi ABC, Pop Mie, Lemonilo, dan Migelas. Belum lagi mi instan impor dari Korea ataupun Jepang kini mempunyai penggemar tersendiri di Indonesia.
Baca Juga: Pengiriman Pasokan Gandum dari Rusia & Ukraina Terhambat, Harga Mi Instan Diprediksi Naik 3x Lipat!
Meski pertama kali dicipakan di Jepang, namun konsumen terbesar dunia adalah China dan Hongkong.
Menurut laporan Asosiasi Mi Instan Dunia per 13 Mei 2022, secara total warga China daratan dan Hong Kong menyantap lebih dari 43,99 miliar sajian mi instan sepanjang tahun 2019.
Asosiasi yang didirikan 1997 itu menempatkan Indonesia sebagai konsumen mi instan terbesar kedua dunia. Penduduk Indonesia menyantap lebih dari 13,27 miliar sajian mi instan.
Berikutnya, Vietnam, India, Jepang. Amerika Serikat berada pada peringkat keenam dunia dengan jumlah konsumsi mencapai 4 miliar sajian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut harga mi instan bakal naik tiga kali lipat.
Kenaikan harga mi instan dipicu oleh naiknya bahan baku mie yakni gandum yang tertahan di dua negara yang tengah berperang, Ukraina dan Rusia.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," kata Syahrul, Senin (8/8).
Syahrul mengatakan stok gandum Indonesia masih tergantung pada impor. Karenya, gangguan pasok ini sangat berpengaruh pada kebutuhan dalam negeri.
"Saya bicara ekstrem saja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ujarnya.
Berbeda dengan Mentan Syahrul, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang menyebut harga mi instan tidak akan naik 3 kali lipat.
Zulkifli yang karib dengan panggilan Zulhas mengatakan harga mi instan tidak akan naik tiga kali lipat. Harga gandum diperkirakan turun seiring membaiknya panen di sejumlah negara.
Apalagi, kata dia saat ini penjualan atau ekspor gandum dari Ukraina sudah dibuka kembali.
"Nggak (naik), mudah-mudahan. Dulu kan gagal panennya di Australia, Kanada, Amerika Serikat (AS) ya. Sekarang panennya sukses. Apalagi sekarang Ukraina bisa jual (gandum). Mungkin September trennya akan turun," kata dia, Rabu (10/8).
Tak berbeda jauh dengan Zulhas, Bos Indofood Franciscus mengatakan, harga mi instan tak akan naik 3 kali lipat karena menuturnya proses impor gandum di Indonesia hingga saat ini masih lancar.
"Masih aman-aman saja, masih lancar. Belum ada keluhan tuh sampai sekarang," kata Franciscus, Rabu (10/8).
Baca Juga: Pengabdi Mi Instan Tenang, Mendag dan Direktur Indofood Bilang Harganya Takkan Naik 3 Kali Lipat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.