JAKARTA, KOMPAS.TV - Pada Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Saat ini cacar monyet telah menyebar di 87 negara, termasuk di negara tetangga Indonesia, yakni Singapura, Thailand, dan Filipina.
Dilansir BBC Indonesia, dokter spesialis penyakit dalam, Zubairi Djoerban, mengatakan bahwa penyakit ini berkemungkinan besar sudah ada di Indonesia, namun belum terdeteksi.
Baca Juga: Waspada Cacar Monyet! Indonesia Temukan 10 Pasien Suspek "Monkeypox", 9 Negatif
Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) menjelaskan perbedaan cacar monyet dan cacar air, salah satunya ialah cara penularan penyakit.
Cacar monyet adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang.
Cara penularan tersebut berbeda dari cacar air biasa yang menular dari manusia ke manusia.
Perdoski juga menyebutkan gejala khas cacar monyet ialah pembesaran kelenjar getah bening, sedangkan cacar air biasa ditandai dengan adanya ruam dengan lenting yang gatal.
Cara mencegah dua penyakit ini pun berbeda. Cacar air dapat ditangkal dengan vaksin varicella, sedangkan cacar monyet belum ada vaksinnya.
Dua penyakit cacar ini menyebabkan penderitanya demam, akan tetapi waktu demam dua penyakit ini berbeda.
Penderita cacar monyet akan mengalami demam yang berlangsung selama satu sampai lima hari sebelum muncul ruam di kulit.
Sedangkan demam cacar air muncul pada dua hingga empat hari sebelum munculnya ruam.
Baca Juga: IDI Minta Tenaga Kesehatan Lakukan 5 Hal Ini untuk Antisipasi Penyebaran Cacar Monyet
Sifat ruam yang muncul juga berbeda antara cacar air dan cacar monyet. Ruam di kulit pada penderita cacar air biasanya disertai gatal dan rasa panas seperti melepuh.
Ruam cacar air juga mudah pecah dan biasanya muncul di dada, punggung, wajah, kemudian menyebar ke seluruh tubuh.
Sedangkan penderita cacar monyet umumnya menjumpai ruam dan bintik berisi nanah di bagian wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh. Bahkan hingga ke selaput mata dan telapak kaki.
Perdoski menjelaskan, ruam pada penderita cacar monyet awalnya berupa bintik kemerahan (lesi), namun setelah enam hari, ruam tersebut akan berisi nanah. Setelah sembilan hari, ruam tersebut akan membentuk keropeng.
Ruam cacar monyet dapat berlangsung hingga tiga minggu sebelum benar-benar hilang sepenuhnya.
Penderita cacar monyet dapat menularkan penyakit tersebut sejak timbul ruam lesi hingga hilangnya keropeng.
Masa inkubasi atau jarak waktu penderita mulai terinfeksi hingga merasakan gejala antara cacar monyet dan cacar air juga berbeda.
Masa inkubasi penyakit cacar air ialah sepuluh hingga 21 hari, sedangkan cacar monyet enam hingga 21 hari.
Penderita cacar air biasanya akan sembuh pada rentang waktu empat hingga tujuh hari, sedangkan cacar monyet lebih lama, yakni dua hingga empat minggu.
Untuk memastikan gejala ruam yang Anda derita, sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter spesialis kulit di layanan kesehatan di sekitar Anda.
Baca Juga: Amerika Serikat Deklarasikan Keadaan Darurat Kesehatan Cacar Monyet
Sumber : Kompas TV, berbagai sumber
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.