JAKARTA, KOMPAS.TV – Sejumlah perayaan Hari Kemerdekaan RI bisa digelar kembali setelah dua tahun absen lantaran pandemi Covid-19.
Selain upacara bendera, perayaan 17 Agustus juga dimeriahkan dengan berbagai lomba.
Antusiasme untuk merayakan ulang tahun kemerdekaan RI juga ditunjukkan dengan menghias dan mendekorasi kampung serta tempat tinggal dengan berbagai pernak-pernik khas 17-an.
Bahkan, beberapa daerah mempunyai tradisi tersendiri untuk memeriahkannya.
Berikut tradisi-tradiri di sejumlah daerah dalam memeriahkan peringatan Hari Kemerdekaan RI yang dilansir KOMPAS.TV dari berbagai sumber.
Peresean merupakan kesenian tradisional masyarakat Suku Sasak Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Lomba Peresean menghadirkan pepadu-pepadu (jagoan) terkenal untuk adu ketangkasan yang biasanya dilaksanakan dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI.
Peresean adalah pertarungan dua lelaki menggunakan senjata tongkat rotan (penjalin). Dengan perisai dari kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende).
Awalnya, peresean merupakan pelampiasan emosi raja-raja di masa lampau, saat menang perang melawan musuh.
Petarung peresean disebut pepadu. Ada pula wasit yang disebut dengan pakembar.
Pepadu bertarung sampai salah satunya mengeluarkan darah dan yang berdarah dianggap kalah. Mereka bertarung dengan suara musik tabuhan, diawasi oleh pakembar.
Zaman dahulu peresean digunakan untuk melatih ketangkasan pria suku Sasak, dalam mengusir penjajah.
Meskipun termasuk dalam kesenian tradisional yang ekstrim, Peresean memiliki pesan moral yang bukan hanya sekadar adu ketangkasan semata.
Tradisi ini bermakna persaudaraan dan sikap ksatria seorang laki-laki yang diuji lewat permainan ini.
Baca Juga: Sering Ada Dalam Lomba 17-an, Inilah Sejarah Kerupuk yang Sudah Ada Sebelum Kemerdekaan
Tradisi Pacu Kude merupakan permainan rakyat yang dilakukan oleh masyarakat Aceh dan sudah ada pada masa kolonial Belanda.
Lomba pacuan kuda tradisional dengan joki tanpa menggunakan pelana ini biasanya dimainkan setelah panen.
Namun, setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada tahun 1956, permainan ini secara resmi diambil alih oleh pemerintah setempat.
Sejak saat itulah pemerintah dan masyarakat Aceh menganggap bahwa Pacu Kude merupakan simbol dari perjuangan rakyat untuk mendapatkan kemerdekaan.
Maka, dari sini lah tradisi Pacu Kude terus digalakan dalam rangka merayakan HUT RI setiap tahunnya.
Menarik untuk diketahui, kuda yang digunakan untuk acara ini juga merupakan kuda hasil persilangan antara kuda Australia dan kuda Gayo.
Pada tahun 2016, melalui pengajuan Balai Pelestarian Nilai Budaya Aceh (BPNB Aceh) pada sidang penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTB Indonesia) yang dilaksanakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud, Pacu Kude telah ditetapkan sebagai salah satu WBTB Indonesia.
Selanjutnya adalah tradisi dari Bandung, Jawa Barat dalam merayakan HUT ke-77 RI yang mengadakan pawai yang disebut sebagai Pawai Jampana.
Dalam pawai ini akan ada tandu besar yang berisi aneka hasil bumi, hasil kerajinan masyarakat kota kembang ini, serta berbagai macam makanan.
Tandu tersebut akan dibawa oleh empat orang. Tandu yang ada di dalam pawai ini bukan hanya satu, melainkan ada puluhan.
Hasil bumi yang ada pada tandu tersebut kemudian akan diperebutkan oleh peserta pawai dan warga yang ikut menyaksikan pawai. Lalu, makanan yang juga ada pada tandu akan disantap bersama-sama.
Barikan adalah sebuah tradisi yang dilakukan oleh warga Malang setiap tanggal 16 Agustus malam. Acara ini merupakan syukuran di setiap kampung atau lingkungan warga.
Dalam acara ini, biasanya akan ada acara doa bersama, renungan kemerdekaan, menyanyikan lagu kebangsaan, dan makan bersama.
Acara ini dilakukan sebagai wujud syukur serta ajang silaturahmi untuk mempererat persaudaraan antar tetangga.
Masyarakat Batam juga memiliki permainan tradisional yang kemudian menjadi tradisi tahunan dalam rangka perayaan ulang tahun kemerdekaan, yakni lomba sampan layar.
Acara ini terus diselenggarakan setiap tahunnya sejak tahun 1965.
Lomba ini biasanya dilaksanakan setelah upacara peringatan HUT RI. Pertandingan lebih seru ditonton secara langsung. Akan ada banyak perahu kayu warna-warni yang berlayar dan membuat suasana kian semarak.
Baca Juga: Sejarah Nasi Goreng, Menu yang Jadi Saksi Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan RI
Sumber : Kompas TV/kebudayaan.kemdikbud.go.id/indonesia.travel/academia.edu
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.