Akhirnya malam itu, para perumus naskah pun bekerja hingga dini hari. Bung Hatta yang menyusun naskah, sementara Sayuti Melik yang mengetiknya. Pekerjaan pun selesai pukul 03.00 dini hari.
Karena saat itu bertepatan dengan bulan puasa, dan para perumus kemerdekaan sebagian besar muslim, selaku tuan rumah, Laksamana Maeda pun menyediakan makan sahur.
"Karena tidak ada nasi, yang kumakan ialah roti, telur, dan ikan sardin," kata Hatta.
Setelah berterima kasih kepada tuan rumah, para founding fathers ini pun pamit pulang.
"Aku pulang dengan membonceng pada Soekarno," lanjut Hatta.
Hanya beristirahat sebentar, pada pukul 10 pagi, Jumat 17 Agustus 1945, naskah proklamasi pun dibacakan. Sejak itu, Indonesia merdeka.
Dalam tulisannya berjudul "In Memoriam Laksamana Tadashi Maeda", Subardjo menyebut Maeda memiliki sifat samurai yang rela berkorban demi rakyat Indonesia. Kenangan tersebut ia tulis setelah mendengar kabar wafatnya Maeda pada 14 Desember 1977.
"Pada detik-detik terpenting dalam melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Laksamana Maeda menunjukkan sifat samurai Jepang, yang mengorbankan diri dengan rela demi tercapainya cita-cita luhur dari rakyat Indonesia, yakni Indonesia merdeka," tulis Subardjo, seperti dikutip dari buku "Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Kesaksiaan, Penyiaran dan Keterlibatan Jepang" terbitan KOMPAS.
Dalam peringatan kemerdekaan ke-28 Indonesia, 17 Agustus 1973, Maeda diundang ke Indonesia. Harian KOMPAS pada 3 September 1973 memberitakan hasil wawancaranya: "Dia sudah tidak bekerja lagi, dia tinggal sebatang kara. Istrinya tiada, anak pun tidak punya. Sebenarnya Maeda ingin tinggal di Indonesia."
Baca Juga: Pemerintah Belanda Meminta Maaf atas Kekejaman Tentara Masa Perang Kemerdekaan Indonesia 1945 - 1949
Laksamana Maeda meninggal pada usia 79 tahun di tanah airnya. Namun, dia pernah dituding berkhianat karena membantu kemerdekaan Indonesia. Dia pernah diadili, namun dinyatakan tidak bersalah. Setelah itu Maeda menyatakan mundur dari karier militer dan politik, serta memutuskan menjadi warga biasa hingga akhir hayatnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.