JAKARTA, KOMPAS.TV - WHO resmi menetapkan wabah penyakit cacar monyet (monkeypox) sebagai darurat kesehatan global.
Cacar monyet merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus monkeypox, termasuk dalam genus Orthopox virus dalam famili Poxviridae.
Ruam kulit akan muncul pada penderita cacar monyet sebagai salah satu gejala. Jika menemukan ruam pada tubuh Anda, apa bedanya dengan ruam kulit akibat penyakit atau hal lainnya?
Dikutip dari BBC, dibutuhkan kontak yang dekat dan berkepanjangan dengan penderita cacar kulit, seringkali berupa kontak kulit ke kulit.
Sangat sedikit orang di dunia yang saat ini terinveksi cacar monyet, artinya tidak banyak kesempatan untuk terpapar.
Di Indonesia sendiri, hingga saat ini belum ada temuan kasus cacar monyet. Jika Anda terkena cacar monyet, hal pertama yang akan Anda perhatikan adalah gejala seperti flu, merasa lelah, badan terasa sakit, dan demam.
Kondisi ini disebut sebagai masa invasi penyakit, ketika virus memasuki sel Anda. Kelenjar akan terasa bengkak karena sistem kekebalan tubuh meningkat untuk melawan infeksi. Selanjutnya baru muncul ruam.
Baca Juga: Cacar Monyet Belum Terdeteksi di Indonesia, Ini Langkah Pencegahan yang Disiapkan Pemerintah
Dikutip dari Self, ruam cacar monyet memiliki penampilan yang sangat beda, yaitu lesi yang jelas dan dalam. Umumnya, ada lebih banyak lesi di wajah daripada di batang tubuhnya.
Menurut WHO, lesi terjadi pada wajah pada sekitar 95 persen kasus, telapak tangan dan telapak kaki pada 75 persen kasus, kulit di dalam mulut pada 70 persen kasus, alat kelamin pada 30 persen kasus, dan mata pada 20 persen kasus.
Ruam tersebut mengikuti perkembangan tahapan tertentu selama dua hingga tiga minggu.
Enanthem
Biasanya, lesi pertama berada di dalam mulut atau lidah. Ini menandai saat penderita cacar monyet menjadi menular.
Makula Lesi
Ruam ini biasanya dimulai pada wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh dalam waktu 24 jam. Kondisi ini akan berlangsung satu sampai dua hari.
Papula
Pada hari ketiga, lesi ruam biasanya akan menjadi sedikit menonjol dan terasa keras. Tahap ini juga berlangsung satu sampai dua hari.
Baca Juga: WHO Umumkan Wabah Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global
Vesikel
Pada hari keempat atau kelima, lesi yang menonjol terisi cairan bening dan berlangsung selama satu sampai dua hari.
Pustula
Pada hari ke enam atau tujuh, lesi menjadi berisi cairan buram berwarna kekuningan, serta mulai membesar dan seringkali berbentuk bulat.
Keropeng
Pada hari ke-14, lesi akan menjadi keropeng (seperti lubang) yang berkerak. Banyak pasien merasa nyeri dan gatal saat memasuki fase ini.
Setelah sekitar satu minggu, keropeng mulai rontok. Kemungkinan masih terdapat bercak kulit atau bekas luka berlubang pada penderita. Setelah semua lesi hilang, orang tersebut tidak lagi dianggap menular.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.