JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan sampai saat belum ditemukan kasus konfirmasi cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.
"Alhamdulillah, sampai saat ini belum ditemukan kasus monkeypox di Indonesia. Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi monkeypox," kata Juru Bicara COVID-19 Kemenkes Moh. Syahril, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Kamis (28/7/2022).
Kendati demikian, dia menuturkan berbagai mitigasi telah dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mengantisipasi masuk dan menyebarnya Monkeypox di tanah air.
Upaya yang dilakukan di antaranya, memperkuat pemeriksaan surveilans di pintu masuk negara baik melalui jalur darat, laut dan udara.
Kemenkes, lanjut dia, juga meminta seluruh dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota, kantor kesehatan pelabuhan (KKP), laboratorium, rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) lainnya untuk meningkatkan kewaspadaan.
Terutama pascapenetapan monkeypox sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 23 Juli lalu.
Dua laboratorium rujukan pemeriksa monkeypox pun, kata dia, telah disiapkan Kemenkes, yaitu Pusat Studi Satwa Primata LPPM IPB dan Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati BKPK.
Syahril kemudian mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan diri dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan seperti menghindari kerumunan, mencuci tangan dengan sabun/alkohol, menggunakan masker serta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Baca Juga: Cara Terhindar dari Virus Cacar Monyet yang Ditetapkan Sebagai Darurat Kesehatan oleh WHO
“Prokes adalah kebutuhan wajib kita untuk menghindari penularan baik dari COVID-19 maupun penyakit infeksi emerging lainnya termasuk monkeypox dan hepatitis akut,” ujarnya.
Menurut penjelasannya, protokol kesehatan masih menjadi cara paling ampuh untuk mencegah monkeypox.
"Mengingat karakteristiknya yang hampir mirip dengan COVID-19, yakni self limiting disease atau bisa sembuh sendiri dengan gejala yang muncul sekitar 2-4 minggu serta belum adanya obat khusus ataupun vaksin untuk monkeypox," ujarnya.
Dia juga mengingatkan meskipun cacar monyet memiliki gejala cenderung ringan bahkan sembuh sendiri, namun dapat menjadi penyakit derajat berat dan berpotensi menyebabkan komplikasi penyakit.
Adapun di antaranya, seperti infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, dan ensefalitis. Infeksi kornea sehingga menyebabkan kebutaan manakala tidak segera mendapatkan penanganan medis.
“Apabila mengalami gejala demam dan ruam, harap memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mengalami gejala serupa,” ungkapnya.
Di kesempatan itu, Syahril menyebut sebelumnya memang ditemukan sembilan kasus terduga cacar monyet atau suspek di Indonesia.
Namun seusai dilakukan pemeriksaan melalui PCR, Syahril mengatakan, mereka dinyatakan negatif cacar monyet.
"Sebelumnya, ada 9 kasus yang diduga terinfeksi monkeypox. Usai dilakukan pemeriksaan PCR, kesembilan orang tersebut dinyatakan negatif monkeypox,” ucap dia.
Baca Juga: Cacar Monyet Jadi Darurat Kesehatan Global, Waspadai Gejala Berikut Ini
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.