Di sisi lain, tren elektabilitas Prabowo Subianto menurun sedangkan elektabilitas Ridwan Kamil meningkat hampir dua kali lipat (dibanding survei Februari 2022).
Dalam survei ini, jika pemilihan presiden disimulasikan dengan 10 calon, Ganjar Pranowo meraih elektabilitas sebesar 27,8 persen, kemudian Anies Baswedan 24,6 persen, Prabowo Subianto 13,2 persen, Ridwan Kamil 13,0 persen, dan Sandiaga Uno 3,7 persen.
Sementara lima kandidat dengan persentase elektabilitas terendah adalah Airlangga hartarto dengan 0,3 persen, Muhaimin Iskandar 0,9 persen, Andhika Perkasa 1,1 persen, dan Puan maharani 1,7 persen.
Sementara, Arya Fernandez, Ketua Departemen Politik dan Perubahan CSIS, mengatakan, faktor kepastian kandidat yang akan maju mempengaruhi distribusi atau tingkat perolehan suara calon.
“Situasi berubah kalau misalnya Prabowo tidak maju, perolehan suara Anies dan Ganjar langsung berubah,” tutur Arya.
Perubahan perolehan suara juga akan terjadi jika Ganjar Pranowo tidak maju sebagai kandidat.
Dalam situasi yang menurutnya sampai sekarang belum terlalu pasti, survei menunjukkan bahwa kepastian kandidat yang akan maju mempengaruhi pergerakan suara.
Kedua, lanjut dia, dari survei tersebut menunjukkan bahwa selisih suara antara Anies dan Ganjar Pranowo semakin mendekat, baik ketika dilakukan simulasi 11 nama maupun 3 nama.
“Ini menunjukkan bahwa situasninya masih sangat kompetitf.”
“Sekarang makin mengerucut ke Pak Ganjar dan Pak Anies. Di tengah situasi yang kompetitif ini, level kompetisinya mengerucut ke dua calon.”
Hal lain yang dilihatnya dari survei tersebut, adalah mengonfimasi bahwa potensi akan terjadi dua putaran jika pilpres diikuti oleh tiga paslon.
Baca Juga: Survei DTS Indonesia: Elektabilitas Anies Meningkat Signifikan, Ganjar Stagnan
“Ketika terjadi dua putaran, dan kalau kita lihat hasil survei, yang akan massuk ke putaran kedua adalah Anies dan Ganjar.”
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.