JAKARTA, KOMPAS.TV - Presiden Republik Demokratik Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan, Indonesia adalah negara paling toleran di dunia.
Bahkan, kata dia, jika dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Indonesia yang merupakan negara dengan keberagaman tinggi, bisa jadi contoh soal toleransi.
Hal itu diungkapkan Ramos Horta ketika berbincang dengan Pemimpin Redaksi Kompas TV, Rosiana Silalahi, di program Rosi ‘Saya Cinta Indonesia' Jose Ramos Horta.
Awalnya, Ramos Horta bercerita tentang kali pertama ia datang ke Indonesia.
Lebih tepatnya ke Jakarta pada tahun 1974. Sampai sekarang, ia mengatakan sudah lebih dari 50 kali berkunjung ke Indonesia.
Ia melihat perubahan signifikan terjadi. Salah satunya adalah soal toleransi dan keberagaman yang ada di Indonesia.
“Indonesia adalah negara paling toleran di dunia. Saya katakan, bukan hanya paling toleran di antara sesama negara muslim saja,” kata Ramos Horta dalam program Rosi yang ditayangkan Kamis (21/7/2022) malam.
Bahkan, kata dia, jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika, Indonesia jelas unggul.
“Indonesia adalah negara yang paling sedikit memiliki ketegangan etnis dan agama bila dibandingkan dengan apa yang terjadi di negara Eropa dan Amerika saat ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Cerita Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Familier dengan NU karena Faktor Gus Dur
Sehingga, kata dia, Indonesia adalah salah satu contoh baik dalam keberagaman.
“Indonesia sangat beragam. Sangat sukses dalam pembangunan bangsa. Anda memiliki 500 bahasa daerah dan berhasil menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama oleh berbagai etnis," paparnya.
“Ini adalah kesuksesan persatuan nasional,” sambungnya.
Baca Juga: 5 Poin Pembahasan Pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Timor Leste Ramos Horta
Lantas, pria kelahiran Dili, 26 Desember 1949 itu pun bercerita tentang kekagumannya terhadap orang-orang di negeri ini.
Salah satunya tentang kecenderungan pelajar Indonesia yang setelah belajar di luar negeri justru memilih untuk kembali ke tanah airnya.
“Indonesia negara yang paling banyak pelajarnya di luar negeri kembali setelah lulus. Lebih dari 95 persen pelajarnya pulang ke Indonesia karena cinta besarnya kepada negara,” paparnya.
Selain itu, ia juga bercerita tentang hubungan baik warga Indonesia dengan Timor Leste saat ini meskipun pernah terjadi ketegangan antara keduanya di masa perjuangan kemerdekaan Timor Leste.
Bahkan, dalam ceritanya, setelah kemerdekaan Timor Leste pada 2002, seluruh warga Timor Leste menerima upaya rekonsiliasi dengan Indonesia.
Itu dilakukan semasa pemerintahan presiden pertama Timor Leste, Xanana Gusmao.
Kata Ramos Horta, rakyatnya tidak pernah menghina Indonesia lantaran memang mereka tidak pernah dicuci otak untuk membenci seseorang, termasuk Indonesia.
"Timor Leste, sepanjang 20 tahun perjuangan kami setelah merdeka, kami tidak pernah sekalipun menghina Indonesia, karena kami tidak dalam keadaan dicuci otak untuk membenci seseorang," ujarnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.