Apabila hasil reagen menunjukkan reaktif, maka akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Yang jelas mereka harus diobservasi dahulu di asrama haji. Tidak mesti berhari-hari, setidaknya 6-8 jam pertama itu disediakan tempat yang layak dengan testing. Kalau memungkinkan, PCR disediakan oleh pemerintah tentu jauh lebih baik," ucap Dicky.
Jemaah yang terkonfirmasi positif Covid-19, harus melakukan karantina terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah.
Selain itu, lanjut Dicky, karantina juga harus dijalankan bagi yang bergejala maupun yang berkontak dengan penderita.
Oleh karena itu dia meminta Pusat Kesehatan Haji menyiapkan rumah sakit darurat di dekat asrama haji.
"Tentu harus dikelola baik karena ini bicara jemaah haji yang sudah lelah. Sehingga bila memungkinkan di setiap embarkasi atau debarkasi ada RS darurat khusus.”
“Jadi jangan dicampur dengan yang lain karena bagaimana pun jemaah haji datang dari tempat orang berkumpul dari berbagai negara," jelas Dicky.
Baca Juga: Jemaah Haji Pulang, Petugas Pastikan Rombongan Jalani Tes Kesehatan Guna Cegah Penularan Covid-19!
Sebagai informasi, sebanyak 2.805 orang jemaah haji akan pulang kembali ke Indonesia hari ini, Selasa 19 Juli, melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.
Jemaah haji itu merupakan kelompok terbang dari 7 kloter ke 5 embarkasi, yakni embarkasi Jakarta-Pondok Gede (JKG) , Jakarta-Bekasi (JKS), Solo (SOC), Padang (PDG) , dan Surabaya (SUB).
Jemaah yang saat ini sudah tiba di Tanah Air mencapai belasan ribu orang, dengan rincian jemaah haji reguler sebanyak 11.588 orang dan jemaah haji khusus sebanyak 1.759 orang.
Sumber : kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.