Tulus menyebut beberapa hal itu seperti pembuatan landasan terbang baru atau membuat ruang tertentu untuk beberapa momen pemerintah dan seterusnya.
“Biayanya justru tidak dicover pemerintah. In jadi beban tambahan yang sangat siginifikan ” katanya.
Ia juga menyebut, beberapa hal yang bisa dikendalika soal harga tiket ini adalah penerimaan pemerintah terkait Pajak Penghasilan Negara (PPN).
Hal ini lantaran Avtur sudah pasti tidak bisa dikendalikan mengingat harganya mengikuti internasional.
“Sekarang PPN 11 persen dari sebelumnya 10 persen. Itu ada di komponen harga tiket,” ujarnya.
Kalau itu bisa dihilangkan, lanjutnya, maka tarif tiket pesawat bisa berkurang 11 atau10 persen.
Tapi pemerintah akan kehilangan potensi pendapatan negara dari itu.
“Ini yang disebut lingkaran setan itu tadi. Ini masih berat, maka dari itu pemerintah harus punya solusi,” katanya.
Sebagai informasi, harga tiket naik signifikan sebagai contoh tiket Jakarta - Singapura yang biasanya di harga antara 1-2 juta rupiah melonjak hingga rata-rata di atas Rp 3 juta.
Untuk kelas bisnis bahkan bisa mencapai Rp 25 juta untuk sekali perjalanan.
Sedangkan untuk harga-harga tiket domestik, sebagai contoh harga tiket Jakarta-Yogyakarta untuk ekonomi di kisaran angka Rp 400 ribuan berdasarkan penelusuran di beberapa aplikasi, kini harga tersebut melonjak sampai Rp 800 ribu ke atas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.