Dilansir dari situs resmi BRIN, hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit.
Meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah.
“Debu-debu komet yang berukuran kecil kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh," kata Thomas.
Baca Juga: Siap-siap, Ada Hujan Meteor di Ramadan 2022 Bersama Fenomena Langit Lain Sepanjang April
Thomas menambahkan, gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia.
Kondisi kemarau diharapkan bisa membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.
Ia menyarankan agar pengamat memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu. Selain itu, medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan.
Menurut dia, pengamatan meteor lebih baik tanpa alat, karena mata mempunyai medan pandang yang lebih luas.
“Berbahayakah hujan meteor ini? Sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km,” pungkasnya.
Baca Juga: Fenomena Langit 5 Planet Sejajar Hari Ini
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.