Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru, sedangkan Bharada E menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru.
"Itulah yang menjadi pertanyaan masyarakat, dan harus dibuktikan oleh tim investigasi yang khusus dibentuk oleh Pak Kapolri. Kita harus menunggu juga, jangan kita menggunakan persepsi kita atau pun anggapan kita," ujar Ito.
Baca Juga: [Full] Pernyataan Lengkap Kapolres Jaksel Soal Penembakan Brigadir J oleh Bharada E
Lebih jauh Ito menganggap wajar jika masyarakat menilai ada kejanggalan dalam kasus penembakan Brigadir J.
Kejanggalan tersebut dilihat dari jeda waktu kejadian, kamera pengawas (CCTV) rusak dan masalah lain.
Menurutnya kecepatan pengungkapan kasus tergantung kepada alat bukti yang tersedia. Di antaranya yakni CCTV.
Jika CCTV beroperasi dapat mengetahui kronologi peristiwa baku tembak antar anggota yang terjadi. Termasuk dugaan pelecehan dan ancaman senjata api.
Baca Juga: Pengamat Kepolisian: Ada Unsur Emosional di Kasus Baku Tembak Anggota di Rumdin Kadiv Propam
"Tentunya kita sebagai orang latar belakang di reserse juga sama (ada kejanggalan), tapi persepsi berbeda, karena membandingkan dengan apa yang saya alami saat dinas. Kejanggalan ini tentunya kami sampaikan juga melalui jalurnya," ujar Ito.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.