JAKARTA, KOMPAS.TV – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ahmad Fahrurrozy atau biasa disapa Gus Fahrur menyebut, sebaiknya pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Shiddiqiyah di Ploso, Jombang, Jawa Timur, menyerahkan pelaku yang diduga melakukan pencabulan santriwati.
Apalagi hari ini banyak personel polisi yang sampai mendatangi pesantren untuk menangkap pelaku.
Gus Fahrur mengatakan, hal itu membuat suasana di pesantren menjadi takut, khususnya pihak santri.
Meskipun begitu, Gus Fahrur menolak anggapan jika pesantren melindungi pelaku kekerasan seksual karena hal itu bukanlah jati diri pesantren.
“Ya, itu pelanggaran berat. Mungkin bukan melindungi, tapi dia sebagai anak pemilik pesantren bersembunyi di dalam pondok,” kata Gus Fahrur, saat dihubungi KOMPAS.TV melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (7/6/2022).
“Kasihan santri-santrinya ketakutan,” imbuhnya.
Gus Fahrur melanjutkan, pihak pesantren sebaiknya melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
“Sebaiknya pesantren melaksanakan syariat Islam secara benar dan konsekuen. Ini wajib hukumnya, pesantren adalah lembaga pendidikan Islam seharusnya menjadi contoh,” paparnya.
Terlebih, kata Gus Fahrur, di pesantren selama ini ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan dalam proses belajar.
Menurutnya, pesantren sangat menjaga hal ini sebaik mungkin sebagai bagian dari akhlak di pesantren.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.