JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemberangkatan jemaah haji furoda atau jemaah haji khusus tidak bisa diprediksi jumlahnya, namun untuk tahun ini jumlah jemaah yang diberangkatkan menurun.
Sekjen Syarikat Penyelenggaraan Umrah dan Haji (Sapuhi), Ihsan Fauzi Rahman menjelaskan, mekanisme pemberangkatan haji furoda atau haji muzamalah tersebut.
“Ini kan nonkuota, jadi tidak bisa diprediksi berapa jumlah yang akan berangkat,” jelasnya dalam dialog Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (5/7/2022).
Menurutnya, hingga saat ini ada 434 perusahaan travel yang mendapatkan izin untuk melaksanakan perjalanan haji khusus ini atau penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK).
Baca Juga: Kemenag Mulai Berkoordinasi Lacak Jemaah Calon Haji Furoda
“Di Indonesia ada 434 travel yang berizin resmi haji khusus yang diberi wewenang untuk menjadi eksekutor program haji mujamalah ini, atau yang dikenal dengan haji furoda,” tegasnya.
Selama ini, Indonesia mendapatkan kuota haji reguler sebanyak 221 ribu tiap tahunnya, dan antrean untuk jemaah haji reguler sudah mencapai 5,1 juta jemaah.
Sementara untuk haji khusus, jumlah pendaftar sudah mencapai 97 ribu lebih.
Artinya, jika mendaftar hari ini, mengantre sampai 2029.
“Tahun ini kita mendapatkan 100.051 kuota, dan tentunya untuk haji furoda ini tidak bisa diprediksi, dan jelasnya kuotanya ikut menurun,” tuturnya.
“Terbukti dari satu user yang biasa kita dapatkan, itu biasanya lima atau enam jamaah, hari ini kita hanya mendapat satu atau dua jemaah dari setiap akses visa yang diberikan,” imbuhnya.
Proses pendaftaran untuk menjadi jemaah haji furoda adalah dengan mendaftar melalui travel PIHK atau sudah berizin.
Setelah itu, pihak travel akan mengusahakan untuk dapatkan visa dengan menjalin komunikasi dengan pihak Saudi Arabia.
Meski demikian, calon jemaah yang sudah mendaftar pun belum tentu bisa mendapatkan visa.
“Betul. Belum tentu (dapat visa),” ucapnya.
Bahkan untuk pemberangkatan tahun ini, ada tiga ribu hingga empat ribu jemaah yang sudah hampir titik waktu paling akhir dinyatakan belum bisa berangkat.
“Jadi kemarin kami bertanya pada Kementerian Agama, yang sudah laporan itu ada seribu jemaah lebih yang berangkat menggunakan visa haji muzamalah. Dan tiga ribu sampai empat ribu jemaah ini belum dapat visa,” urainya.
“Ada yang sudah di Jakarta, ada yang sudah merayakan sebelum keberangkatan, namun qadarullah tahun ini tidak bisa diprediksi seperti tahun 2018, 2019 yang minim keberangkatan,” tuturnya.
Problemnya, kata Ihsan, adalah jemaah calon haji nonkuota biasanya diberi akses setelah kuota selesai.
Baca Juga: Kemenag Bandung Barat akan Serahkan Dokumen Terkait Travel Bodong Haji Furoda ke Polisi
“Jadi kemarin kan internasional, terus haji lokal untuk penduduknya di Saudi Arabia juga mepet-mepet selesainya,” katanya.
“Kita baru dapat visa yang paling awal kalau tidak salah baru 28 Juni kemarin, jadi visa pertama itu di akhir Juni,” tuturnya.
Sehingga, sangat mepet dengan ditutupnya penerbangan ke Saudi yang informasinya ditutup pada 3 Juli 2022.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.