Oleh karena itu, tambahnya, dalam menghadapi Pilpres 2024, penentuan kandidat capres oleh parpol tentu tidak bisa mengabaikan preferensi konstituen masing-masing.
“Pengabaian terhadap capres pilihan publik bisa berdampak hilangnya basis pemilih,” ujar Gun Gun.
Akan tetapi, hal itu saja tidak cukup.
Parpol juga harus berbenah dari hulu ke hilir. Mulai dari mengatasi persoalan figur
sentris atau dominasi elite yang menyebabkan ketergantungan dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada suara elite.
Kemudian di ranah kontestasi elektoral, parpol semestinya tidak sekadar menjadi jembatan atau kendaraan sewaan para figur. Parpol hendaknya bisa mendistribusikan kadernya ke berbagai jabatan publik, termasuk capres secara optimal, dengan memperbaiki sistem rekrutmen dan pembinaan.
“Harus ada transformasi kesejarahan parpol melalui pendekatan basis sistem organisasional, bukan semata-mata bergantung pada elite. Kalau gejala itu terus dipelihara, selama itu pula publik akan jauh lebih tertarik pada figur capres ketimbang parpol,” tutupnya.
Sepertid diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya. Survei Litbang Kompas dilakukan melalui tatap wawancara muka yang diselenggarakan 26 Mei-4 Juni 2022, dengan responden sebanyak 1.200 orang dan dipilih secara acak.
Menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi dengan tingkat kepercayaan 95 persen, margin error penelitian kurang lebih 2,8 persen.
Hasilnya, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan jadi capres yang elektabilitasnya tinggi.
Prabowo sendiri menempati posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 25,3 persen, sedangkan Ganjar menyusul dengan elektabilitas 22 persen.
Posisi berikutnya ditempati Anies dengan elektabilitas 12,6 persen.
Posisi ini belum berubah jika dibandingkan dengan survei serupa pada Januari lalu. Namun, terjadi penurunan elektabilitas pada Prabowo yang pada Januari elektabilitasnya mencapai 26,5 persen.
Begitu juga Anies yang enam bulan lalu elektabilitasnya adalah 14,2 persen.
Dari tiga figur itu, hanya Ganjar yang elektabilitasnya naik, dari 20,5 persen pada Januari, menjadi 22 persen pada Juni.
Sumber : Harian Kompas
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.