JAKARTA, KOMPAS.TV - Jagat pendidikan Indonesia tengah dihebohkan dengan adanya dugaan kecurangan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).
Seperti diketahui, UTBK adalah ujian tes yang menjadi salah satu syarat masuk perguruan tinggi.
Ketika ribuan peserta UTBK tengah bersiap menghadapi pengumuman hasil ujian pada Kamis (23/6/2022) mendatang, kabar dugaan kecurangan UTBK ini menyeruak di platform Twitter.
Hal ini bermula dari adanya link Google Drive yang mengarah pada file berisi foto soal-soal UTBK. Di dalam Google Drive tersebut juga tertera dengan jelas nama-nama peserta UTBK yang diduga mengambil foto soal dari sana.
Baca Juga: Joki Skripsi, Profesi 'Lebih Senior' dari Joki UTBK (I)
Imbas hebohnya dugaan kecurigaan UTBK ini pun, istilah joki UTBK mulai merebak, mengingatkan publik dengan istilah yang tak asing lagi: joki skripsi.
KOMPAS.TV pun melakukan wawancara dengan dua orang joki skripsi yang sudah cukup lama berkecimpung di dunia tersebut.
Mereka adalah Bungjah dan Kuro, tentu bukan nama sebenarnya. Sebagian besar klien Bungjah dan Kuro adalah mahasiswa tingkat akhir yang terancam drop out (DO).
Dimulai dari Bungjah, ia mengaku menerima pengerjaan skripsi pertama kali untuk jurusan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di sebuah universitas.
Sejak itu, dia bisa mengerjakan hampir semua bidang, termasuk ilmu hukum, komunikasi, hingga manajemen. Bungjah juga mengaku pernah mendapat pesanan tugas dari pejabat dan seorang polisi.
Sementara itu, Kuro melayani pengerjaan skripsi di bidang sosial, politik, psikologi, administrasi, hingga perhotelan.
Keduanya sama-sama mengaku, tak sedikit klien yang mereka dapatkan berasal dari perguruan tinggi ternama.
Bungjah bahkan pernah mendapat lima orang klien yang berasal dari jurusan dan kampus yang sama.
“Dan itu pas jurusan hukum dan salah satu universitas ternama, lah, di Jakarta, jadi kliennya itu lima orang satu kampus, satu jurusan, terus dari kampus yang sama tu kampus ternama di Jakarta. Kalau orang-orang sebut tu kampus revolusi,” ujar Bungjah.
Baca Juga: Joki Skripsi, Dosen pun Menawarkan kepada Mahasiswa yang 'Mentok' (II)
Langkah pertama yang dilakukan para joki skripsi adalah mencari klien. Antara Bungjah dan Kuro menggunakan dua pendekatan yang berbeda.
Jika Bungjah bersedia melakukan pertemuan langsung dengan klien, tidak demikian dengan Kuro yang hanya berkomunikasi lewat online sejak awal hingga selesai.
Bungjah memilih untuk bertemu langsung jika kliennya berada di sekitar Jabodetabek. Sebaliknya, Kuro memilih berdiskusi via daring untuk alasan keamanan.
“Enggak, aku enggak nerima pengerjaan secara langsung tatap muka. Cuma lewat online,” tutur Kuro.
Setelah mendapat klien, joki memberikan beberapa 'paket' pengerjaan: proposal, bab tertentu, atau satu bundle skripsi/tesis.
Langkah selanjutnya, klien diharuskan mengirim down payment (DP) atau uang muka. Untuk hal ini, Bungjah dan Kuro sama-sama mematok DP sebesar 50 persen dari harga yang dipesan.
Kemudian, joki mendiskusikan soal skripsi dengan klien untuk mengetahui arah penelitian. Setelah itu proses pengerjaan pun berjalan.
Proses pengerjaan skripsi dapat memakan waktu 1-3 bulan. Bungjah mengaku, dalam satu bulan bisa menggarap 2-3 skripsi.
Selain itu, mereka juga memprioritaskan pesanan skripsi dengan tema yang telah dikuasai atau, setidaknya, dapat dipelajari dengan cepat.
“Yang paling susah, sih, teknik mesin sama kelistrikan karena kita harus mempelajari alat, sementara kita enggak tahu alat-alat ini fungsinya untuk apa. Makanya kalau jurusan teknik saya tanya, alatnya udah ada belum, kalau alatnya belum ada, saya enggak mau ngerjain karena saya enggak paham alat apa pun. Daripada saya terima terus saya ngerugiin orang,” jelas Bungjah.
Baca Juga: 4 Modus Kecurangan saat UTBK yang Paling Sering Ditemukan
Sementara Kuro mengaku, pengerjaan skripsi bergantung pada tingkat kemudahan referensi dan data. Semakin mudah data dan referensi didapatkan, maka semakin cepat pengerjaan skripsi.
Kuro bahkan pernah mengerjakan skripsi dalam waktu dua minggu dua hari untuk mahasiswa tingkat akhir.
Setelah pengerjaan skripsi selesai, Bungjah dan Kuro akan memberikan kabar dan 'bocoran' sekaligus meminta pelunasan. Jika sisa uang yang harus dibayar telah dilunasi, maka file skripsi pun dikirim.
Baik Bungjah maupun Kuro mengaku tidak memiliki asisten untuk membantu pekerjaan joki skripsi. Semua mereka lakukan seorang diri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.