JAKARTA KOMPAS.TV - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mengungkap nama Prabowo Subianto sempat mendominasi sebagai capres di pemilih Partai Nasdem 2019.
Namun seiring waktu, elektabilitas atau keterpilihan Ketua Umum Partai Gerindra mulai tergerus oleh nama Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Hal ini dinilai sebagai faktor yang membuat menteri pertahanan itu tidak diusulkan oleh DPW Partai Nasdem saat Rakernas partai sebagai Capres yang diusung Nasdem di Pilpres 2021, selain Prabowo sebagai tokoh Partai Gerindra.
Baca Juga: Rekomendasi Capres 34 DPW NasDem: Tak Ada Nama Prabowo, Anies Paling Banyak Diusulkan
Pendiri SMRC Saiful Mujani menjelaskan, dalam hasil survei Desember 2021, nama Prabowo Subianto mendapat 57 persen suara dari pemilih Partai Nasdem di Pemilu 2019.
Kemudian di survei Maret 2022, elektabilitas Prabowo turun menjadi 22 persen suara dan turun lagi menjadi 12 persen suara saat survei Mei 2022.
Sedangkan elektabilitas Anies dan Ganjar perlahan naik di pemilih Partai Nasdem. Survei Desember 2021, Anies mendapat 11 persen suara dan Ganjar 22 persen suara di pemilih Partai Nasdem Pemilu 2019.
Di survei Maret 2022, nama Anies dan Ganjar naik di pemilih Partai Nasdem. Anies mendapat 26 persen dan Ganjar 27 persen suara.
Baca Juga: Anies dan Ganjar Masuk Bursa Capres, SMRC: Usul Elite Nasdem Cukup Konsisten dengan Aspirasi Publik
Elektabilitas keduanya naik lagi di pemilih Nasdem di Pemilu 2019 yakni Anies mendapat 31 persen dan Ganjar 41 persen suara dalam survei SMRC pada Mei 2022.
"Ini menarik, beberapa waktu lalu Prabowo bertemu Surya Paloh, ada spekulasi koalisi antara keduanya. Tetapi jika dilihat dari sentimen pemilih Nasdem terhadap Prabowo terjadi perubahan yang drastis, ini menarik," ujar Saiful saat diskusi yang ditayangkan di YouTube SMRC TV, Sabtu (18/6/2022).
Saiful menambahkan dari survei ini juga bisa diambil kesimpulan peluang Nasdem berkoalisi dengan Gerindra di Pemilu 2024 sangat kecil.
Sebab, ditingkat pemilih Nasdem, semakin lama meninggalkan Prabowo Subianto sebagai Capres.
Baca Juga: Ini Alasan NasDem Pilih Ganjar, Anies, dan Andika Perkasa sebagai Kandidat Capres
Namun tidak menutup kemungkinan juga hubungan pemilih Nasdem dengan Anies dan Ganjar bisa menurun seiring perkembangan politik, kebijakan partai dan sikap politik Ganjar dan Anies.
Saiful menjelaskan jika nantinya Ganjar menunjukkan sikap menerima keinginan pemilih Nasdem, ada kemungkinan nama Ganjar konsisten dan semakin kuat. Sebaliknya keinginan tidak direspons secara positif oleh Ganjar hasilnya akan lain.
Sikap tersebut juga memengaruhi nama Anies di pemilih Nasdem sebagai alternatif jika Ganjar menolak untuk dicalonkan sebagai Capres.
"Tren sekarang ini menunjukan lemahnya hubungan Prabowo dengan pemilih Nasdem dan kecenderungannya kuat ke Ganjar dan Anies," ujar Saiful.
Baca Juga: Temui Prabowo, Muhaimin Akui Bahas Pemilu 2024: Tinggal Setahun Lagi
Sebelumnya Anies dan Ganjar Pranowo menjadi tokoh yang paling banyak diusulkan oleh DPW Partai Nasdem saat Rakernas Partai di Jakarta Convention Center (JCC), Jumat (17/6/2022).
Selain Ganjar dan Anies ada nama Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa yang diumumkan oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat membacakan hasil usulan DPW.
Ketiga tokoh ini, Anies, Andika dan Ganjar menjadi pegangan Partai Nasdem untuk membangun koalisi di Pilpres 2024 mendatang.
Pada akhirnya dari tiga bakal calon presiden Nasdem tersebut akan ditentukan satu nama.
Baca Juga: [FULL] Pidato Surya Paloh Umumkan 3 Nama yang Diusulkan NasDem jadi Capres 2024
Surya Paloh menyatakan tidak ada hal yang membuat Nasdem terdesak untuk memilih satu dari tiga nama tersebut.
"Insyaallah akan kita tetapkan satu, waktu dan tempatnya kita cari hari baik bulan baik," ujar Surya di akhir penutupan Rakenas Nasdem, Jumat (17/6/2022).
"Apa pun keputusan kita kita ingin mencalonkan yang terbaik. Untuk kepentingan bangsa ini," sambung Surya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.